'CornerShot' Buatan Politeknik Angkatan Darat - Radar Militer

07 Oktober 2017

'CornerShot' Buatan Politeknik Angkatan Darat

'CornerShot' Buatan Politeknik Angkatan Darat
'CornerShot' Buatan Politeknik Angkatan Darat 

Beberapa alutsista model uji terpajang di Politeknik Angkatan Darat (Poltekad), Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Rabu (4/10). Alutsista model uji itu bukan diproduksi negara lain seperti dari Amerika Serikat (AS), Rusia, Israel, maupun negara lain yang dikenal jago memproduksi senjata.
Tapi, alutsista model uji itu dirancang mahasiswa dan dosen Poltekad. Selain berani bersaing soal kecanggihan, perkiraan harga produksinya juga jauh lebih murah dibandingkan senjata impor. Ini bisa menjadi kado istimewa untuk HUT ke-72 TNI yang jatuh pada hari Kamis (5/10).
Di antaranya, corner shot (tembak yang bisa digunakan di sudut), robot tempur lemjiantek versi III (RTLV3), rudal rolex (robot latih experiment), dan mortir granat.
”Ini (corner shot) bisa dibilang lebih (unggul) dibandingkan buatan Israel,” kata Kepala Laboratorium Jurusan Balistik Poltekad Kapten Arh M. Ali saat ditemui di sela-sela menjalankan tugasnya kemarin.
Menurut M. Ali, inspirasi riset corner shot ini dari alutsista tentara Israel. Sengaja diproduksi untuk menumpas teroris (senjata antiteroris). Namun, alutsista model uji milik Poltekad tersebut diklaim lebih unggul dibandingkan buatan Israel.
Jangkauannya (dibelokkan ke kanan maupun ke kiri) bisa mencapai 80 derajat. Sementara corner shot buatan Israel hanya menjangkau 60 derajat. Dari segi penggunaan senjata, buatan Poltekad lebih fleksibel. Yakni, bisa digunakan 4 jenis senjata: G2 combat, G2 elit, G17 glock, dan FN. Sementara itu, buatan Israel hanya untuk satu senjata setiap corner shot.
”Dari segi harga juga lebih murah buatan Poltekad. Per senjata hanya Rp 30 juta–Rp 40 juta. Kalau senjatanya impor menghabiskan dana Rp 175 juta per unit,” terang pria kelahiran Madura ini.
Ali memaparkan, corner shot sudah diuji oleh Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Batujajar, Bandung. Bahkan, saat ini sudah proses uji kualitas dari Litbanghan (penelitian dan pengembangan pertahanan) pusat untuk diuji kelayakan produksinya secara masal.
Namun, dari hasil uji Kopassus, ada beberapa hal yang harus disempurnakan. Misalnya, tentang berat corner shot. Ali memaparkan, Kopassus menginginkan agar senjatanya didesain lebih ringan. Saat ini beratnya 3,5 kilogram. Diharapkan beratnya hanya 2 kilogram.
Senjata ini dilengkapi mini wireless DVR camera, flashlight, dan pointer. ”Ke depan akan kami sempurnakan senjatanya serbaotomatis (menentukan arah bidikan), saat ini masih sistem manual,” ungkapnya. (Imam Nasrodin)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb