Pierre Tendean |
Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, meresmikan lapangan tembak pistol yang mengambil nama Pahlawan Revolusi, Kapten CZI (Anumerta) Pierre Andreas Tendean, di Markas Komando Kodam XIII/Merdeka, di Manado.
Peresmian itu ditandai dengan penekanan tombol sirene pembukaan tirai selubung papan nama disaksikan Panglima Kodam XIII/Merdeka, Mayor Jenderal TNI Ganip Warsito.
"Pemerintah provinsi memberikan apresiasi kepada Panglima Kodam Ganip atas dipilihnya nama Pahlawan Revolusi, Pierre Andreas Tendean, diabadikan menjadi nama lapangan tembak," kata Dondokambey.
Dia mengatakan, pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila mengingatkan semua pihak pada sosok panutan Tendean, yang telah berjasa bagi bangsa ini.
Usai peresmian, Dondokambey unjuk kebolehan menggunakan pistol yang diarahkan pada sasaran sejauh 25 meter.
Tendean (1939-1965) adalah seorang perwira pertama TNI AD yang pada akhir karir militernya menjadi ajudan Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Jenderal Besar TNI (Purnawirawan) AH Nasution.
Pada saat kejadian G-30S/PKI, dia tengah bertugas dan mengaku sebagai Nasution kepada regu Resimen Cakrabirawa yang ingin menculik atasan langsungnya itu.
Dia bertindak sebagai tameng hidup atasannya, hingga akhirnya dia yang dibawa hidup-hidup ke kawasan Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur. Di sanalah Tendean menghembuskan nafas terakhirnya.
Tendean mengawali karier militer di bidang intelijen, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Bersama delapan perwira tinggi TNI AD dan seorang bintara tinggi Kepolisian Indonesia, dia ditetapkan pemerintah menjadi Pahlawan Revolusi sekaligus Pahlawan Nasional.
Sumber : http://www.antaranews.com
Peresmian itu ditandai dengan penekanan tombol sirene pembukaan tirai selubung papan nama disaksikan Panglima Kodam XIII/Merdeka, Mayor Jenderal TNI Ganip Warsito.
"Pemerintah provinsi memberikan apresiasi kepada Panglima Kodam Ganip atas dipilihnya nama Pahlawan Revolusi, Pierre Andreas Tendean, diabadikan menjadi nama lapangan tembak," kata Dondokambey.
Dia mengatakan, pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila mengingatkan semua pihak pada sosok panutan Tendean, yang telah berjasa bagi bangsa ini.
Usai peresmian, Dondokambey unjuk kebolehan menggunakan pistol yang diarahkan pada sasaran sejauh 25 meter.
Tendean (1939-1965) adalah seorang perwira pertama TNI AD yang pada akhir karir militernya menjadi ajudan Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Jenderal Besar TNI (Purnawirawan) AH Nasution.
Pada saat kejadian G-30S/PKI, dia tengah bertugas dan mengaku sebagai Nasution kepada regu Resimen Cakrabirawa yang ingin menculik atasan langsungnya itu.
Dia bertindak sebagai tameng hidup atasannya, hingga akhirnya dia yang dibawa hidup-hidup ke kawasan Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur. Di sanalah Tendean menghembuskan nafas terakhirnya.
Tendean mengawali karier militer di bidang intelijen, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Bersama delapan perwira tinggi TNI AD dan seorang bintara tinggi Kepolisian Indonesia, dia ditetapkan pemerintah menjadi Pahlawan Revolusi sekaligus Pahlawan Nasional.
Sumber : http://www.antaranews.com