M1A2 Abrams SEP-V3, Evolusi Pamungkas Monster Lapis Baja AD AS - Radar Militer

11 Oktober 2017

M1A2 Abrams SEP-V3, Evolusi Pamungkas Monster Lapis Baja AD AS

M1A2 Abrams SEP-V3
M1A2 Abrams SEP-V3 

M1A1 Abrams pernah mencatatkan nama harum dalam Perang Teluk II pada saat AD AS melibas T-72M1 Garda Republik Irak tanpa ampun. Dengan jargon tak pernah terhancurkan, Abrams saat itu dianggap sebagai standar emas MBT dunia yang tak tertaklukkan, bak aji-aji sakti senjata pamungkas yang pasti makan korban ketika dilepaskan..
AD AS dengan jumawa tepuk dada, negara lain yang ingin membeli Abrams dipilih secara selektif, tidak bisa sembarangan negara bisa membelinya walau punya dana besar nan memadai. Begitu percayanya pada M1A1 dan M1A2 Abrams, AD AS tidak pernah memikirkan program pengganti untuk MBT yang satu ini.
Siapa nyana, satu dekade berikutnya justru menunjukkan kurva menurun bagi generasi Abrams. Diterjunkan di Irak dalam operasi Iraqi Freedom, Abrams dihajar terus-menerus dengan RPG-7 dan RPG-29. Beberapa tank dapat dilumpuhkan dengan cepat, menandai kelemahan tank yang ditenagai mesin turbin ini. Tank Abrams yang dijual ke Irak malah jadi bulan-bulanan ISIS. Imej Abrams sebagai tank terbaik pun luruh.
Beragam upaya perbaikan dilakukan, termasuk dengan merilis program TUSK (Tank Urban Survivability Kit) yang menambahkan sejumlah proteksi seperti kit ERA (Explosive Reactive Armor) yang dipasang bak genteng ke sisi kiri-kanan dari Abrams. Sayangnya, walaupun sudah tahu bahwa medan Irak itu berbahaya, AS malah menjual M1A1 Abrams plain vanilla alias polosan ke AD Irak yang baru tanpa sistem proteksi yang memadai. Kalau ternyata kemudian memang M1A1 Irak tersebut dihancurkan oleh Daesh, jelas Amerika Serikat punya andil terhadap kegagalan tersebut.
Modifikasi terakhir dari Abrams adalah M1A2 SEP (System Enhancement Package) -V3, yang kontraknya baru ditandatangani pada medio Desember 2015. Dalam kontrak yang dimenangkan oleh General Dynamics Land Systems tersebut, AD AS membayar uang sejumlah US$92,2 Juta untuk meningkatkan daya tahan, kemudahan perawatan, penghematan konsumsi bahan bakar, peningkatan pasokan daya listrik, dan mengantarkan Abrams pada kemampuan bertempur dalam manajemen jaringan pertempuran. Enam unit pertama rencananya memang akan diserahkan pada Oktober 2017, dengan unit perdana sudah diterima pada 4 Oktober 2017.
Satu program di dalam SEP-V3 adalah SWaP-C (Size Weight & Power Cooling). Program ini berupaya menurunkan konsumsi bahan bakar dengan memperkenalkan sistem APU (Auxillary Power Unit) baru dengan daya 1.000 ampere dengan lokasi terlindung di bawah skirt untuk mentenagai Abrams dalam kondisi diam. M1A2 SEP-V3 diklaim memiliki konsumsi bahan bakar sepertiga lebih hemat dibanding generasi sebelumnya.
Dampak positifnya, mesin turbin Honeywell AGT-1500 tidak terus-menerus menyala dan menyedot bahan bakar sehingga Abrams generasi awal dikenal boros. Sistem bidiknya dibenahi dengan penambahan IFLIR (Improved Forward Looking Infra Red) generasi ketiga dengan 4x setingan pembesaran dan tampilan definisi tinggi sehingga komandan dan juru tembak dapat melihat sasaran dalam berbagai kondisi kurang ideal dengan mudah.
Untuk sistem persenjataan, meriam 120mm M256 kena sentuhan pada bagian breech berupa penambahan sistem kendali penembakan untuk dapat melontarkan amunisi AMP (Advanced Multi Purpose) yang dapat diprogram sebelum melesat untuk meledak pada jarak tertentu, bermanfaar terutama untuk menghancurkan perkubuan atau fungsi anti infantri.
Di luar AMP, ada ada amunisi M829E4 yang merupakan amunisi APFSDS (Armor Piercing, Fin Stabilised Discarding Sabot) berbahan DU (Depleted Uranium) dengan penetrasi yang makin dalam untuk mengalahkan lapisan baja tank modern dan pelindungnya yang semakin tebal.
Untuk perlindungan dari ancaman pertempuran urban, kini disediakan RCWS (Remote Controlled Weapon System) di sisi kanan kubah untuk menghajar ancaman dari sisi atas. Produk yang dipilih adalah Kongsberg M151 CROWS (Common Remotely Operated Weapon Systems) yang sudah menjadi standar AD AS dan terpasang pada Stryker.
CROWS dikendalikan oleh komandan dan dapat menampilkan dua layar sekaligus (PiP- Picture in Picture). Sistem perlindungan pada M1A2 SEP -V3 semakin meningkat dengan pemasangan AERA (Advanced Explosive Reactive Armor) berbentuk balok di setiap sisi untuk melindungi Abrams.
Sementara untuk melindungi dari ancaman IED, M1A2 SEP -V3 dilindungi oleh APS (Active Protection System) yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi IED yang terkubur dan meledakkannya. Penangkalan ATGM disediakan oleh sistem Trophy yang baru saja dibeli AD AS. Sementara untuk palka juru pengisi amunisi, disediakan perisai baja dengan kaca blok anti peluru dengan kemampuan menahan hantaman peluru sampai 12,7mm.
Perawatan kendaraan sendiri dipermudah dengan VHMS (Vehicle Health Management System) dimana teknisi dapat mengakses keseluruhan kondisi tank melalui layar komputer. Sementara untuk dukungan perawatan, General Dynamics memperkenalkan desain NLRM (New Line Replaceable Modules) dimana sejumlah komponen dirancang sebagai komponen fast moving sehingga Abrams dapat diperbaiki dengan lebih cepat. Terakhir, M1A2 SEP v3 mendapatkan upgrade dari sistem FBCB2 (Force XXI Command & Control Architecture) sesuai dengan standar terbaru yang digunakan oleh AD AS.
AD AS sendiri mengatakan bahwa program M1A2 SEP-V3 berjalan dengan baik dan dalam rentang anggaran yang telah ditentukan. Oleh karena itu, rencana pengadaan untuk 58 unit tank hasil modifikasi dari M1A2 Abrams standar sepertinya akan mulus jalannya. Sekarang tinggal menguji apakah M1A2 SEP-V3 memang masih sanggup untuk bertempur di tengah ancaman yang semakin berubah. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb