Changbogo Class |
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dijadwalkan berkunjung ke Indonesia. Menhan Ryamizard Ryacudu kemudian membahas soal kerjasama kapal selam Indonesia-Korsel dengan Presiden Jokowi.
"Presiden Korea mau datang, (jadi bahas) masalah kapal selam (dengan Presiden)," kata Ryamizard di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2017).
RI dan Korsel memang memiliki kerjasama pengembangan kapal selam bernama Chanbogo Class/Nagapasa Class. Bentuk kerjasama ini berupa transfer teknologi sehingga nantinya bisa diproduksi oleh PT PAL.
"Sudah kami proses kemarin tapi lambat karena kapalnya besar tapi baterainya kecil. Itu yang pertama, tapi saya sudah langsung ke pabrik, saya sama KSAL jadi sudah tidak ada masalah lagi," tutur Ryamizard.
Ryamizard berkunjung ke Korsel pada awal Agustus 2017. Selain meninjau pabrik kapal selam, dia juga telah bertemu Presiden Korsel Moon Jae-in.
Menurut informasi yang dihimpun, Presiden Korsel akan bertemu Jokowi pada 9 November 2017. Pertemuan dilakukan sebelum Jokowi bertolak ke Vietnam untuk menghadiri KTT APEC. (Bagus Prihantoro Nugroho)
Sebelumnya Menhan protes ke Korsel karena kapal selam baru Changbogo Class kurang bertenaga. Kapal selam terbaru Indonesia, KRI Nagapasa-403 mengalami masalah. Kapal selam dirasa kurang bertenaga karena berbadan besar tapi tenaga listrik yang dipasok kecil.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sudah melayangkan protes ke pihak Korea Selatan. Kapal Selam ini merupakan hasil kerja sama alih teknologi Indonesia dengan Korea Selatan.
"Sudah kita proses kemarin tapi lambat karena kapalnya besar tapi baterainya kecil. Itu yang pertama tapi saya sudah langsung ke pabrik, saya sama KSAL. Jadi sudah tidak ada masalah lagi, tapi yang kedua, ketiga terus," kata Ryamizard Ryacudu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (26/10).
Ryamizard mengatakan, masih ada dua kapal selam lagi yang masih dalam tahap produksi. Kapal selam diproduksi PT PAL yang diawasi langsung oleh perusahaan asal Korea Selatan, DSME.
Bila hasil kapal selam tersebut baik, Ryamizard menyampaikan tak menutup kemungkinan untuk memesan kembali ke Korea Selatan.
"Lihat dulu kalau bagus tambah lagi, tidak mahal. Yang mahal beli teknologi dan mendidik orang yang mahal," ucap Ryamizard Ryacudu.
Untuk diketahui, Indonesia memesan tiga unit kapal selam bermesin diesel elektrik type 209/1400 kelas Changbogo ke Korsel dengan kesepakatan kerja sama transfer teknologi. Kapal selam pertama dan kedua dibangun di perusahaan pembuatan kapal Korsel, DSME. Lalu kapal selam ketiga dibangun di galangan kapal dalam negeri PT PAL Indonesia, Surabaya bekerja sama dengan DSME Korsel.
Penamaan Nagapasa pada kapal selam TNI AL diambil dari anak panah Indrajit yang dahsyat dan diyakini mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, melindungi kehormatan serta keselamatan bangsa dan menegakkan hukum di perairan Indonesia.
Sumber : https://news.detik.com/