Seragam Tentara Nasional Indonesia |
HUT TNI ke-72 baru saja diperingati, masyarakat berbondong melihat perayaannya yang digelar di Dermaga Indah Kiat, Cilegon. Bahkan, konon ada yang menginap sehari sebelumnya demi melihat para prajurit dengan seragam gagahnya ini melakukan parade dan atraksi menarik pada 5 Oktober 2017 lalu.
Sosok berseragam ini selalu menarik perhatian, kebanggaan selalu muncul dalam hati saat berpapasan dengan mereka. Apakah seragam gagahnya itu yang menjadi penyebab rasa bangga muncul?
Psikolog Dra A. Kasandra Putranto menyebutkan munculnya kebanggaan itu tergantung orangnya. "Tapi, memang profesi yang mengenakan seragam memberikan kesan lebih bangga. Contohnya pilot, polisi, dan tentara," katanya kepada Tempo.
Tapi jangan melambung dulu, menurut Kasandra, sebab di dalam kebanggaan itu ada kewajiban dan risiko yang lebih tinggi. Karena di situ ada seragam, atribut, pangkat, dan senjata jika di TNI dan Polisi.
Disebutkan juga, khusus tentara, misalnya kewajibannya harus bertugas untuk waktu dan jarak yang ditentukan. Jadilah sering pindah. Kemudian kewajiban mereka adalah membela negara, jika ditugaskan berperang akan mengandung risiko bahaya yang tidak kecil.
"Kondisi itulah yang memberikan kesan psikologis terhadap personelnya sebagai karakter yang membanggakan, karena perannya yang selalu menempuh bahaya," katanya.
Lebih lanjut, arti seragam berarti juga sebagai identitas. "Bukan identitas diri pribadi. Tapi identitas organisasi atau perusahaan atau kesatuan. Jadi mereka sudah ditanamkan bahwa mereka tidak membawa nama pribadi," katanya.
Tentara adalah entity yang paling kuat menanamkan aturan ditambah dengan semacam red code aturan-aturan yang hanya berlaku di ketentaraan. "Dan mereka, biasanya tidak berniat untuk melanggar," ujar Kasandra.
Sumber : https://www.tempo.co/