Korps Marinir TNI AL |
Corps Mariniers awalnya terbentuknya di Kota Tegal Jawa Tengah sebagai pendidikan para pelaut Indonesia yang tergabung di ALRI, agar bisa bertempur di darat dalam keadaan darurat. Kebanyakan, instruktur Corps Mariniers ini berasal dari lulusan sekolah pelayaran.
Salah satu instruktur cikal bakal pasukan marinir yang telah mempunyai pengalaman pendidikan pertempuran di darat itu adalah Tatang Rusmaja, seorang jebolan PETA (Pembela Tanah Air). Mereka yang dilatih bukan hanya para personel ALRI tetapi beberapa pemuda asal Tegal dan para pemuda dari luar kota.
Sebagaimana pasukan ALRI lainnya di berbagai daerah, Corps Mariniers juga pada akhirnya terpaksa ikut bergerilya di darat karena minus alutsista laut kala itu. Di tempat-tempat lain, pasukan ALRI ini banyak dikenal sebagai “ALRI Gunung” karena memang lebih sering bertempur di pedalaman hutan dan kaki gunung, ketimbang di laut.
Tapi mereka belum termasuk Corps Mariniers karena korps anyar ini baru eksis di Pangkalan IV ALRI di Tegal, belum ada di pangkalan lainnya. Khusus para personel Corps Mariniers asal Pangkalan IV Tegal, beberapa kali mengirim pasukan ke front di Semarang pada masa revolusi, ikut Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Angkatan Darat untuk mempersempit gerak pasukan Belanda.
Di tengah-tengah masa revolusi, tepatnya pada 17 Maret 1948 terjadi “Re-Ra” alias Reorganisasi dan Rasionalisasi. Saat itu Corps Mariniers dari Pangkalan AL Tegal yang sudah banyak pengalaman tempur di darat oleh pemerintah diputuskan untuk dipisah dari TNI AL.
Corps Mariniers kemudian dileburkan ke dalam TNI AD Divisi Diponegoro dengan nama Resimen Samudera yang terbagi menjadi lima batalion. Sedangkan tentara laut yang ingin tetap berada di TNI AL, harus mengajukan surat permohonan kepada Menteri Pertahanan dan Panglima Besar Angkatan Perang Mobil. Baru pada 9 Oktober 1948.
Menteri Pertahanan pada saat mengeluarkan Surat Keputusan dengan Nomor. A/565/1948 dimana dalam surat itu menetapkan pembentukan Korps Komando di lingkungan TNI AL. Kendati begitu, penerimaan personelnya baru dilakukan pasca-Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949. Seleksi penerimaannya dihelat di Pangkalan Utama Surabaya pasca-diserahkan pada Indonesia sebagai dampak KMB. Sekira 1.200 personel yang terpilih akan jadi Pasukan Amfibi TNI AL.
Tapi setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata 95 persen dari 1.200 orang yang diterima itu merupakan personel yang dahulunya Corps Mariniers di Tegal. Dari semua personel Korps Komando Operasi Angkatan Laut (KKO AL) yang tercatat pada 1950, 90 persennya juga mantan Corps Mariniers Pangkalan IV Tegal. Maka dari itu, eksistensi Corps Mariniers yang dibentuk 15 November 1945 seperti yang disebutkan di paragraf-paragraf sebelumnya, bisa dibenarkan merupakan cikal bakal Korps Marinir TNI AL saat ini.
Setelah pembentukan KKO TNI AL, para pembesarnya sempat meniatkan satuan khusus ini mengacu pada Korps Marinir Inggris dan Belanda. Kedua negara ini masih menyatukan Korps Marinir dengan TNI AL. Tidak seperti Amerika Serikat (USMC) yang Korps Marinirnya terpisah dari AL. Namun pada akhirnya, pendidikan angkatan pertama KKO ini diarahkan ke Amerika Serikat, selain juga ke Belanda. Sementara nama Korps Marinir baru kembali dipakai pasca keluar Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975 pada 15 November 1975.
Kronologis Baret Warna Ungu
Tahun 1958, Warna ungu dipakai oleh Korps Marinir (ketika masih bernama (KKO-AL) berupa pita sebagai kode pengamanan untuk mengadakan operasi pendaratan di Padang, Sumatera Barat dalam rangka Operasi 17 Agustus 1961, Baret warna ungu untuk pertama kalinya dipergunakan oleh Batalyon-1 KKO-AL dalam Operasi Alugoro di Aceh.
Selanjutnya baret tersebut dilengkapi dengan emblem. Pada awalnya emblem Korps Marinir berbentuk segi lima warna merah dengan lambang topi baja Romawi dan dua pedang bersilang ditengahnya.
Pemasangan emblem di baret terletak di samping kiri depan. Tahun 1962, Bertepatan dengan HUT yang ke-17 KKO-AL, diadakan perubahan lambang emblem baret Keris Samudera dikelilingi oleh pita dengan tulisan “Jalesu Bhumyamca Jayamahe” dan terdapat tulisan “Korps Komando” di bawahnya.
Di antara tulisan Korps dengan Komando terdapat angka 1945 yang menandakan Korps Marinir lahir. Seluruh lambang dan tulisan emblem tersebut terbuat dari kuningan yang beralaskan warna merah segi lima. 1968, Diadakan lagi sedikit perubahan yaitu dengan member garis pinggir “Kuning” dari segi lima merahnya. 1975, Berdasarkan Skep Kasal No. Skep/1831/XI/1975 tanggal 14 Nopember 1975 nama Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL) kembali berubah nama menjadi Korps Marinir sesuai dengan nama lahirnya Korps Marinir sejak tahun 1945.
Tahun 1976, Kepala Staf Angkatan Laut mengeluarkan Surat Keputusan No. Skep/2084/X/1976 tanggal 20 Oktober 1976, tentang Perubahan Emblem Korps Marinir. Perubahan tersebut adalah dengan menambah Jangkar sebagai latar belakangnya, pita bertuliskan “Korps Komando” berubah menjadi “Korps Marinir” dan angka “1945” tetap sebagai tanda lahirnya. emblem tersebut dipasang pada baret dengan ketentuan bahwa tengah-tengah dasar emblem terletak tepat di atas ujung luar kening mata kiri. Sehingga emblem tersebut secara resmi mulai dipakai tepat pada peringatan HUT ke-31 Korps Marinir tanggal 15 Nopember 1975.
- Emblem KKO-AL Digunakan tahun 1960-1962 Berdasarkan Skep Komandan KKO AL Tanggal 04 Januari 1961 Nomor Skep : 02/KP/KKO/1961.
- Emblem KKO-AL Digunakan tahun 1962-1976 Berdasarkan Skep Panglima Komando Tanggal 10 September 1962 Nomor Skep : 5030.6.
-Emblem KORPS MARINIR Digunakan tahun 1976 - Sekarang Berdasarkan Skep KASAL Tanggal 20 Oktober 1976 Nomor Skep : Skep/2084/X/1976
Pembagian Satuan Korps Marinir
Saat ini kekuatan Korps Marinir TNI AL terbagi menjadi 2 Pasukan Marinir (Pasmar 1) di Sidoarjo dan (Pasmar 2) di Jakarta Pusat yang masing-masing dipimpin oleh seorang Komandan Perwira Tinggi Marinir Bintang Satu (Brigjen TNI Marinir). Setiap Pasmar membawahi Brigade Infanteri Marinir, Resimen Bantuan Tempur Marinir (Menbanpurmar), Resimen Artileri Marinir (Menartmar) dan Resimen Kavaleri Marinir (Menkavmar). Brigade Infanteri Marinir yang ada sekarang 3 Brigade melingkupi 10 Batalyon Infanteri Marinir. Satuan elit Korps Marinir TNI AL dinamakan Intai Amfibi (Taifib) dan satuan anti-teror TNI Angkatan Laut dinamakan Detasemen Jala Mengkara (Denjaka).
1. Pasukan Marinir 1, berkedudukan di Gedangan, Sidoarjo
A. Brigade Infanteri 1/Marinir, berkedudukan di Sidoarjo
- Batalyon Infanteri 1/Marinir
- Batalyon Infanteri 3/Marinir
- Batalyon Infanteri 5/Marinir
B. Resimen Artileri 1/Marinir membawahi :
- Batalyon Artileri Pertahanan Udara 1/Marinir
- Batalyon Howitzer 1/Marinir
- Batalyon Roket 1/Marinir
C. Resimen Kavaleri 1/Marinir membawahi :
- Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi 1/Marinir
- Batalyon Tank Amfibi 1/Marinir
- Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri 1/Marinir
D. Resimen Bantuan Tempur 1/Marinir membawahi :
- Batalyon Angkutan Bermotor 1/Marinir
- Batalyon Komunikasi dan Elektronika 1/Marinir
- Batalyon Perbekalan dan Peralatan 1/Marinir
- Batalyon Zeni 1/Marinir
- Batalyon Kesehatan 1/Marinir
- Batalyon Polisi Militer 1/Marinir
E. Pangkalan Marinir Surabaya membawahi :
- Detasemen Angkutan (Denang)
- Detasemen Perbekalan (Denbek)
- Detasemen Pemeliharaan (Denhar)
- Detasemen Musik (Densik)
- Detasemen Perawatan Umum (Denpum)
- Detasemen Pekerjaan Umum (Denpum)
- Rumah Sakit Marinir Ewa Pangalila
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan V
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VI
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VII
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan VIII
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan IX
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan X
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XI
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XIII
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XIV
- Batalyon Intai Amfibi 1/Marinir, Pasukan khusus (Pasukan Marinir 1)
2. Pasukan Marinir 2, berkedudukan di Cilandak, Jakarta Selatan
A. Brigade Infanteri 2/Marinir, berkedudukan di Cilandak, Jakarta Selatan.
- Batalyon Infanteri 2/Marinir
- Batalyon Infanteri 4/Marinir
- Batalyon Infanteri 6/Marinir
B. Resimen Artileri 2/Marinir membawahi :
- Batalyon Artileri Pertahanan Udara 2/Marinir
- Batalyon Howitzer 2/Marinir
- Batalyon Roket 2/Marinir
C. Resimen Kavaleri 2/Marinir membawahi :
- Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi 2/Marinir
- Batalyon Tank Amfibi 2/Marinir
- Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri 2/Marinir
D. Resimen Bantuan Tempur 2/Marinir membawahi :
- Batalyon Angkutan Bermotor 2/Marinir
- Batalyon Komunikasi dan Elektronika 2/Marinir
- Batalyon Perbekalan dan Peralatan 2/Marinir
- Batalyon Zeni 2/Marinir
- Batalyon Kesehatan 2/Marinir
- Batalyon Polisi Militer 2/Marinir
E. Pangkalan Marinir Jakarta membawahi :
- Detasemen Angkutan (Denang)
- Detasemen Perbekalan (Denbek)
- Detasemen Pemeliharaan (Denhar)
- Detasemen Musik (Densik)
- Detasemen Perawatan Umum (Denpum)
- Detasemen Pekerjaan Umum (Denpum)
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan I
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan II
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan III
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan IV
- Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan XII
F. Brigade Infanteri 3/Marinir, berkedudukan di Padang Cermin, Pesawaran, Bandar Lampung.
- Batalyon Infanteri 7/Marinir
- Batalyon Infanteri 8/Marinir
- Batalyon Infanteri 9/Marinir
- Batalyon Infanteri 10/Marinir
G. Batalyon Intai Amfibi 2/Marinir, Pasukan khusus (Pasukan Marinir 2)
- Regu Pandu Tempur
- Detasemen Jala Mengkara, Pasukan Khusus (Taifib & Kopaska)
- Rumah Sakit Marinir Cilandak
- Kompi Komposit Marinir
H. Komando Latih Marinir membawahi :
- Pusat Latihan Pasukan Khussus (Puslatsus)
- Pusat Latihan Pasukan Pendarat (Puslatpasrat)
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 03/Grati, Pasuruan
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 04/Purboyo, Malang
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 05/Baluran, Situbondo
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 06/Antralina, Sukabumi
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 07/Lampon, Banyuwang
- Pusat Pelatihan Tempur Marinir 08/Teluk Ratai, Lampung
- Pusat Latihan Pendarat Amfibi & Kesiapan Tempur
"Jalesu Bhumyamca Jayamahe - Di Air dan Darat Kita Jaya"
Sumber : TSM