Senapan Sniper SPR-4 Pindad, Sangar dengan Jurus Lapua Magnum - Radar Militer

11 Oktober 2017

Senapan Sniper SPR-4 Pindad, Sangar dengan Jurus Lapua Magnum

Senapan Sniper SPR-4 Pindad
Senapan Sniper SPR-4 Pindad 

Dua bulan lalu, penulis pernah menurunkan artikel dimana PT. Pindad, Persero telah hampir menyelesaikan purwarupa pembuatan peluru .338 Lapua Magnum dan senapan runduknya. Waktu itu penulis sudah mendapatkan info yang cukup detail mengenai senapan runduk baru revolusioner yang tengah digarap PT. Pindad, namun tidak bisa memposting fotonya tentu saja, karena terkait kerahasiaan perusahaan.
Hari ini, 9 Oktober 2017, selubung misteri senapan runduk itupun terbuka sudah. Bersamaan dengan peletakan batu pertama perluasan pabrik munisi PT. Pindad di Turen, Malang, Pindad sekaligus meluncurkan senapan runduk terbarunya, SPR-4. Walaupun datang paling belakangan, SPR-4 memiliki keistimewaan karena inilah senapan runduk pertama di Indonesia yang mengadopsi peluru .338 Lapua Magnum.
Peluru .338LapMag, mungkin pembaca mengenalnya karena banyak bermain game Counter Strike dengan senapan runduk favoritnya AWM, adalah peluru yang sejak pertama didesain untuk kebutuhan tembak runduk. Trayektorinya sangat lurus sampai jarak 1,5 kilometer, dan saat ini memegang rekor tembakan sniper terjauh kedua di dunia di tangan Corporal Craig Harisson dengan L115A3.
Mungkin pembaca menganggap SPR-4 tidak ada apa-apanya dibandingkan SPR-2 dengan peluru 12,7x99mmnya. Tetapi percayalah, peluru .338LapMag didesain sedari awal untuk tembak runduk, dan senapan yang menggunakan peluru ini seperti SPR-4 punya bobot yang lebih ringan dan lebih mudah dibawa-bawa dibandingkan senapan anti material seperti SPR-2.
Spesifikasi peluru .338 Lapua Magnum yang dibuat Pindad adalah menggunakan tipe HPBT (Hollow Point Boat Tail) dengan kepala proyektil berongga dan ekor berbentuk seperti buritan kapal untuk stabilitas dan akurasi. Peluru ini memiliki kecepatan 880m/detik, bobot proyektil 250 grain atau 16,2 gram, dan energi pada titik lesat pertama sebesar 6.525 joule.
Peluru buatan Pindad ini juga memiliki performa setara peluru .338 Lapua Magnum buatan Winchester dan Lapua Finlandia. Pendek kata, kalau sasarannya hanya berupa manusia, memakai rompi anti peluru pun masih akan bisa ditembus dengan mudah kalau snipernya dilengkapi dengan SPR-4. Senapan ini juga masih cukup andal untuk menembak kaca anti peluru atau kaca balistik pada kendaraan ringan anti peluru, walau jangan harapkan bisa menembus tank.
Nah, untuk SPR-4 nya sendiri merupakan senapan runduk dengan mekanisme gerendel, dimana SPR-4 sudah menggunakan desain sasis untuk badan senapannya, yang terbuat dari frame alumunium dimana mekanisme gerendel didudukkan dengan presisis ke dalamnya. Tampilannya sangat modern dengan laburan warna pasir. Panjang senapan sekitar 1,3 meter dengan bobot sekitar 11,5 kilogram. Cukup berat memang, jika dibandingkan dengan AWM/L115A3 yang bobotnya sekitar 7 kilogram terisi.
Senapan ini nampak tampil dengan dua macam popor, satu popor lipat dan yang lainnya adalah popor yang dipantek mati ke sasis, walau bentuknya masih skeletal juga. Untuk varian dengan popor pejal, tersedia setelan bahu yang bisa dipanjangkan atau dipendekkan, begitu pula dengan sandaran pipi yang bisa dinaik-turunkan dengan menggunakan kenop putar (dial). Tersedia satu monopod di sisi bawah yang bisa dilipat saat tidak dipakai.
Laras SPR-4 sendiri menggunakan twist 1:10 inci atau satu putaran penuh setiap 254mm ke arah kanan. Pasokan peluru disediakan oleh magasen berkapasitas lima butir peluru. Di mulut laras dimahkotai dengan peredam hentakan dan suara multi slot sebanyak tiga baffle di kanan dan kiri sehingga hentakan dinetralisir ke arah samping.
Laras sendiri menggantung bebas, dimana rel Picattinny yang membungkus laras pada empat kuadran menempel ke sasis dan bukan ke laras. Rel di arah jam 12 memanjang dari depan sampai belakang. Untuk membuat rel tersebut ringan, yang dipasang hanya rangka saja, dengan dudukan mur untuk rel. Jadi kalau butuh, baru pasang rel di titik yang telah ditentukan.
Terakhir, SPR-4 sendiri dikawinkan dengan teleskop Schmidt & Bender seri PMII. Ini adalah salah satu teleskop paling berkualitas di dunia, dan merupakan salah satu pilihan pasukan khusus di dunia karena tahan banting dan tahan cuaca, serta akurat untuk .338 Lapua Magnum. Nah, dengan kehadiran SPR-4, kita doakan bahwa sniper TNI bisa naik kelas, baik itu naik jenis peluru dari .308 ke .338, dan juga naik kelas percaya pada produk dalam negeri sendiri. Aamiin. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb