AGS-30 Automatic Grenade Launcher |
Serupa tapi tetap tak sama, ini peribahasa yang paling tepat untuk menggambarkan sistem senjata pelontar granat otomatis AGS-30. Pada saat Uni Soviet pecah, generasi kedua AGS-17 terwujud dalam varian penyempurnanya yaitu AGS-30. Tidak lagi dioperasikan oleh tiga kru, AGS-30 yang penjualan internasionalnya digawangi oleh Rosoboronexport sukses menjalani program perampingan.
AGS-30 merupakan sistem senjata pelontar granat otomatis. Bayangkan saja sistem senapan mesin berat, tapi alih-alih melontarkan peluru tajam, AGS-30 melontarkan proyektil granat kaliber 30mm. Bobotnya yang hanya 14,5 kilogram terisi 29 butir peluru membuatnya enak dipindah-pindahkan dan ideal sebagai senjata bantuan tembakan di level regu. Dengan jarak tembak 1.730 meter, senjata ini ideal untuk menjangkau lawan yang ada di kejauhan.
Sepintas dari bentuk eksternal tidak ada yang berubah, namun faktor pembeda utama terletak pada bobot, dimana AGS-30 hanya memiliki bobot senjata yang bermain di kisaran 14kg, atau tak lebih berat dari sepucuk senapan mesin DShK saja!
Efeknya langsung berimbas pada jumlah kru. Jika tadinya AGS-17 harus dilayani tiga kru yangmasing-masing memanggul senjata, magasen, dan tripod, kini AGS-30 hanya membutuhkan dua kru: satu membawa unit senjata, satu membawa magasen dan tripod yang juga didesain baru dengan bobot cukup 6kg saja. Bila diperlukan, pembawa tripod juga masih bisa memanggul boks magasen tambahan, sehingga combat load satu unit AGS-30 bisa menembakkan 60-90 peluru, memadai untuk kontak tembak dengan durasi panjang.
Namun biarpun tripodnya ikut diet, kemampuannya justru bertambah dengan keberadaan sistem T&E (Traverse & Elevation) model roda putar yang lengkap sehingga AGS-30 bisa ditembakkan secara menyapu maupun didongakkan. Kaki-kaki baru ini juga bisa disetel panjangnya, satu fitur yang amat membantu penggelaran di daerah dengan permukaan yang tidak rata.
Dari segi senjatanya sendiri, ada sejumlah modifikasi mendasar yang diterima oleh AGS-30. Sistem hidrolik dalam mekanisme AGS-17 ditinggalkan, diganti dengan mekanisme yang lebih konvensional, berupa satu breechblock berukuran masif, sehingga AGS-30 beroperasi dengan sistem blowback sederhana, yang dikendalikan dan ditahan oleh pegas, bukan lagi oleh piston hidrolik.
Sistem ini lebih ringan dan membutuhkan lebih sedikit komponen dibandingkan dengan AGS-17 pendahulunya, memastikan bahwa AGS-30 lebih andal dioperasikan dalam kondisi apapun. Efek sampingnya hanya penurunan kecepatan tembak, itupun hanya berselisih sedikit, dari yang tadinya 420ppm pada AGS-17, menjadi 400ppm pada AGS-30.
Dari segi munisi yang digunakan, AGS-30 juga menggunakan munisi peluru granat tipe VOG-17 yang juga digunakan pada AGS-17, sehingga tak ada masalah dalam logistik peluru. Karena Rusia saat ini masih memiliki stok AGS-17 dalam jumlah besar, maka AGS-30 lebih ditujukan untuk pemasaran ekspor. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com