Belum Termasuk Rudal AMRAAM, Kontrak Pengadaan NASAMS untuk Indonesia Bernilai US$77 Juta - Radar Militer

01 November 2017

Belum Termasuk Rudal AMRAAM, Kontrak Pengadaan NASAMS untuk Indonesia Bernilai US$77 Juta

 NASAMS (Norwegian Advanced Surface to Air Missile)
 NASAMS (Norwegian Advanced Surface to Air Missile) 

Kontrak pengadaan rudal hanud jarak sedang NASAMS (Norwegian Advanced Surface to Air Missile) untuk Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas TNI AU disebut-sebut telah ditandatangani antara Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dan Kongsberg pada bulan Juni 2017. Untuk membiayai pembelian NASAMS, Indonesia mendapatkan fasilitas kredit dari Bank Exim Norwegia senilai lebih dari US$100 juta. Pihak Kongsberg secara resmi baru hari ini (31/10/2017) mengeluarkan siaran pers terkait pengadaan rudal MERAD (Medium Range Air Defence) tersebut.
Mengutip dari siaran pers di kongsberg.com, disebutkan paket pembelian NASAMS untuk Indonesia mencakup command posts, radar, launcher, radio and integration, dan training and logistics support. Keseluruhan nilai kontrak yang disepakati adalah US$77 juta, dan yang menarik perhatian bahwa kontrak pengadaan ini belum termasuk rudal. Seperti diketahui sistem NASAMS menggunakan basis rudal AIM-120 AMRAAM buatan Raytheon. Dalam siaran pers disebut bahwa kontrak untuk AMRAAM akan dilakukann terpisah antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat.
Sistem NASAMS yang ditawarkan Kongsberg terdiri dari peluncur rudal AIM-120 AMRAAM berpemandu active radar homing, radar Raytheon MPQ-64F1 Sentinel high-resolution, sensor infra red (IR) dan electro optic (EO), dan command post atau FCU (Fire Control Unit). MPQ-64F1 adalah 3D beam surveillance radar yang punya jarak pantau hingga 75 km.
Sementara untuk rudal AIM-120 AMRAAM bisa dipilih, Raytheon menyediakan empat opsi, AIM-120 A/B dengan jarak tembak 55- 75 km, AIM-120C (105 km), AIM-120D (180 km), dan AIM-120 ER (Extended Range) dengan jarak tembak 40 – 50 km lebih jauh dari AIM-120D. Namun AIM-120 ER baru akan diproduksi pada tahun 2019.
“Kami sangat senang bahwa Indonesia menjadi negara pengguna pertama NASAMS di wilayah Asia Tenggara. Evolusi teknis yang telah kami lakukan selama ini menegaskan bahwa NASAMS adalah sistem pertahanan udara paling modern di dunia,” ujar Eirik Lie, Presiden Kongsberg Defense & Aerospace. Sejauh ini belum ada informasi seperti apa ToT (Transfer of Technology) yang akan diterima Indonesia dari Kongsberg.
Apa yang membuat NASAMS terlihat special? Salah satunya adalah sudah mengadopsi network centric, seperti yang digadang jet tempur Saab Gripen NG. Dengan network centric menydiakan open architecture yang mampu membuat sistem pertahanan terintegrasi dapat lebih tahan terhadap peperangan elektronika. NASAMS secara simultan dapat memindai 72 sasaran sekaligus dalam mode akif dan pasif.
Bukti hebatnya NASAMS bahwa sistem hanud ini mendapat kepercayaan sebagai perisai obyek vital di Washington DC, termasuk Gedung Putih. Sementara di Indonesia, NASAMS yang konon dipesan satu baterai (enam peluncur) akan didapuk untuk melndungi wilayah ring 1 di DKI Jakarta. Selain Indonesia, Norwegia dan Amerika Serikat, NASAMS juga dipilih oleh Finlandia, Spanyol, Oman, Lithuania dan Belanda. (Gilang Perdana)

Bagikan artikel ini

1 komentar

  1. waduh jika utk melindungi ring 1 hanya sejauh 75 km kan sebatas jkt-ujung kep seribu,jkt-cilegon,jkt-ciawi dan jkt-cikampek.bearti area ruang udara sekitar bodetabek sdh dikuasai pengancam. mestinya bisa mngejar hingga range >300 km mengcover trutama dr samudra hindia trmasuk Christmast island dan lebih jauh lagi.

    BalasHapus

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb