Jepang Tunda Pengembangan Pesawat Tempur Stealth Baru - Radar Militer

17 November 2017

Jepang Tunda Pengembangan Pesawat Tempur Stealth Baru

X-2 "Shinshin"
X-2 "Shinshin" 

Jepang akan menunda keputusan untuk mengembangkan jet tempur generasi kelima yang baru, menurut laporan media.
Jepang memulai program pengembangan pesawat tempur stealth sendiri pada tahun 2000an setelah Amerika Serikat
menolak untuk menjual pesawat tempur stealth superioritas udara Lockheed-Martin F-22 Raptor. Pada bulan April 2016, pesawat tempur demonstrasi teknologi eksperimental generasi kelima Mitsubishi Heavy Industries X-2 "Shinshin" (sebelumnya ATD-X) terbang ke angkasa untuk pertama kalinya.
Prototipe X-2 berfungsi sebagai dasar pengembangan pesawat tempur stealth Jepang yang dirancang secara mandiri, yang dinamai sebagai F-3. Prototipe pesawat tersebut melakukan lusinan penerbangan uji coba pada tahun 2016 dan 2017. Pada awalnya uji terbang dijadwalkan selesai pada tahun 2018, dengan pesawat F-3 pertama akan mengangkasa pada tahun 2027.
Namun, "arahannya adalah keputusan F-3 untuk ditunda," kata satu narasumber yang mengetahui program tersebut kepada Reuters.
Dengan memulai program F-3, tujuan Jepang yang pertama dan terutama adalah untuk menguji kapasitas industri pesawat terbangnya untuk mengembangkan pesawat tempur stealth termasuk mesin jet next generation. Pejabat Jepang telah mengindikasikan pada tahun 2016 bahwa keputusan akhir tentang masa depan program F-3 kemungkinan tidak akan dilakukan sampai sekitar tahun 2018. "Mengenai keputusan F-3, termasuk pilihan apakah kita akan menundanya, kita belum sampai pada kesimpulan apapun," kata juru bicara Badan Pengadaan Teknologi dan Logistik (Acquisition Technology & Logistics Agency - ATLA) Departemen Pertahanan Jepang kepada Reuters minggu ini.
Pemerintah Jepang melihat program tempur stealth dalam negeri ini sebagai salah satu dari banyak pilihan.
Jepang direncanakan akan membeli hingga 100 pesawat tempur superioritas udara generasi kelima baru pada tahun 2030an. Diperkirakan kontrak senilai $ 40 miliar diharapkan akan diberikan pada musim panas 2018.
Jepang memiliki tiga pilihan untuk pengadaan pesawat baru tersebut: "Pertama, mengembangkan pesawat tempur superioritas dalam negeri. Kedua, bermitra dengan kontraktor pertahanan asing dan memproduksi secara lisensi pesawat baru. Ketiga, mengimpor atau mengupgrade platform yang ada." Studi bersama Inggris-Jepang memilih pilihan kedua untuk bermitra dengan pembuat pesawat luar negeri.
Namun, pembuat pesawat Amerika Serikat akan tetap menjadi pilihan utama bagi Jepang untuk proyek pengembangan bersama jet tempur masa depan.
Keputusan mengenai masa depan program F-3 akan dibuat dalam enam bulan pertama tahun 2018. Jika tidak, akan terlambat untuk memasukkan program tersebut dalam rencana pertahanan lima tahun kementerian pertahanan Jepang yang baru, yang akan dirilis pada akhir tahun depan. Sementara itu, Japan Air Self-Defense Force (JASDF) akan mulai mengoperasikan total 42 F-35A ke dalam jajarannya pada tahun-tahun mendatang.(Franz-Stefan Gady) (Angga Saja - TSM)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb