Helikopter S-58T Twin Pac Codot |
Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala Kembali mendapat koleksi baru pesawat jenis Helikopter S-58 T Twin Pac dari Mabesau, yang tiba di Yogyakarta, pada Selasa lalu.
Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Novyan Samyoga, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, menyampaikan bahwa Helikopter S-58T Twin Pac, merupakan pesawat buatan Sikorsky AS pada tahun 1958.
"Melalui program DLG (Defense Liaison Group) Indonesia menerima hibah 12 unit helikopter tersebut pada tahun 1975 sebagai kekuatan Skadron Udara 6 Lanud Atang Senjaya Bogor," katanya.
Mesin helikopter Twin Pack ini ditenagai dua mesin Turboshaft Pratt & WhitneyPT-6T-3/6 berkekuatan 1.875 shp. Dengan mesin tersebut, heli menjadi lebih bertenaga dan gesit. Gaining power heli menjadi lebih tinggi. Alhasil, pesawat bisa take-off secara cepat, segera memperoleh speed untuk naik, dan kalau perlu dapat segera berbelok tajam. Kelebihan ini jelas amat diperlukan dalam pengoperasiannya di wilayah konflik, sebagai misal ketika harus menghindar dar serangan darat.
Hingga tahun 2010, dari 12 unit yang di datangkan dari AS, hanya delapan unit yang masih operasional dan di operasikan Skadron Udara 6. Karena ada unit yang sudah mangkrak di Lanud Atang Sendjaja Bogor, atas instruksi KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, diputuskan agar satu unit Codot yang ada di Bogor dapat dikirimkan ke Yogyakarta untuk dijadikan etalase pada Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.
Ia menyebutkan, pesawat jenis Helikopter angkut serba guna buatan pabrik Sikorsky Aircraft Corpuration USA ini telah banyak berjasa bagi Indonesia, diantaranya Operasi Penumpasan Gerombolan bersenjata di Irian Barat pada 1980, Operasi Penumpasan di Timor-Timur, Operasi Penumpasan Gerakan Aceh Merdeka, Operasi SAR, Operasi Kemanusiaan dan sebagai pendukung olah raga Dirgantara.
Di lingkungan TNI AU, S-58T Twin Pac yang berhidung mirip kelelawar ini dikenal dengan julukan Codot.
Selain Indonesia, negara lain yang mengoperasikan S-58T itu adalah Amerika, Thailand, Uruguay, dan Argentina. Karena usia pakai yang sudah tua, ditambah seringnya terjadi kecelakaan, S-58T milik Skadron Udara 6 kini sudah di grounded, dan digantikan dengan NAS-332 Super Puma.
Sementara itu, Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Kolonel Sus Dede Nasrudin mengatakan setelah beberapa dekade mengudara di angkasa Nusantara, helikopter S-587 Twin Pac telah purna tugas.
Helikopter ini merupakan salah satu heli angkut yang telah bertugas sejak 1975-2010.
"Helikopter tersebut kini menjadi koleksi kebanggaan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Lanud Adisutjipto, Yogyakarta," tuturnya.
Dede menambahkan, selain helikopter Twin Pac, ada empat koleksi lainnya seperti Cessna 401, Mi-1, Bell 204 Iroquois dan Bell 47 G Soloy akan diresmikan pada awal Desember 2017 oleh Kepala Staf TNI AU (Kasau) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
"Dengan bertambahnya koleksi beberapa alutsista tersebut, maka Muspusdirla hingga akhir tahun ini koleksinya mencapai 60 Pesawat. Semoga bertambahnya koleksi ini akan menjadikan khasanah ilmu pengetahuan, wahana rekreasi dan sumber ilmu pengetahuan bagi generasi mendatang," kata Kolonel Sus Dede Nasruddin.
Sebelum hadirnya Sikorky S-58T, di Museum Dirgantara Mandala juga ada helikopter Sikorsky yang bentuknya relatif mirip, yakni CH-34 Choctaw yang terakhir memperkuat Skadron Udara 8. Satu unit helikopter ini datang pada awal tahun 60-an yang merupakan hadiah dari Presiden Amerika Serikat.
Spesifikasi Sikorsky S-58T Twin Pack :
- Crew: 2
- Capacity: 16 troops or 8 stretchers
- Panjang : 17,28 meter
- Tinggi : 4,85 meter
- Berat kosong : 3.355 Kg
- Berat penuh : 5.895 Kg
- Mesin : One 1340kW (1800shp) Pratt & Whitney Canada PT6T3 Twin Pac turboshaft
- Kecepatan maks : 222 Km per jam
- Kecepatan jelajah : 158 Km per jam
- Jarak tempuh : 480 Km
Sumber : https://www.antaranews.com/