Waspada! AS Curi Data Melalui F-35 yang Dijualnya ke Negara Sahabat - Radar Militer

27 November 2017

Waspada! AS Curi Data Melalui F-35 yang Dijualnya ke Negara Sahabat

F-35 Lightning II
F-35 Lightning II 

Premis dasarnya sederhana, AS ajak patungan negara-negara sahabat untuk membiayai proyek F-35 Lightning II. Pada kenyataannya, sangat jauh panggang dari api. Sudah pesawatnya bengkak biaya pembuatannya, banyak masalahnya, terlambat proses produksinya, dan terakhir ketahuan pula kalau AS sebagai negara pembuat ternyata mengambil data penerbangan dari F-35 yang sudah dijualnya ke negara sahabat tanpa ijin!
Adalah Angkatan Udara Norwegia yang menjadi korban. Mereka telah menerima tiga F-35 pertama dari Lockheed Martin, dan menjadi negara pertama yang menerima sistem dukungan data misi dalam bentuk kode sumber F-35 dari USAF 53rd Electronic Warfare Group Partner Support Complex. Norwegia berharap bisa mendesain sendiri profil misi untuk pilot-pilotnya, yang tentu berbeda dengan misi yang dijalani pilot AU AS.
Namun ternyata, para teknisi AU Norwegia menemukan kejutan tak menyenangkan ketika menganalisa data perangkat lunak dari F-35 tersebut. Sistem komputer pada F-35 ternyata mengirimkan banyak data, termasuk data sensitif ke server Lockheed Martin di Forth Worth, Texas setiap kali F-35 selesai menjalankan sorti penerbangan.
Padahal, tidak ada perlunya untuk mengirim setiap data penerbangan langsung ke Amerika Serikat. Kalaupun memang ada masalah, data tersebut dapat diunduh secara manual dan baru dikirimkan memang kalau ada kendala yang harus dibereskan oleh pabrikan. Dengan pesawat tempur masih dalam masa garansi, pasti juga ada perwakilan Lockheed Martin yang ditempatkan di Norwegia untuk membantu analisis data.
Perwakilan Departemen Pertahanan Norwegia secara resmi memprotes ulah Amerika Serikat tersebut dan menyatakan kepada pers, “Karena pertimbangan keamanan, ada keharusan untuk menyaring data agar negara pengguna F-35 bisa mengecualikan data yang sensitif dari seluruh data yang dikirimkan ke pabrik Lockheed Martin.” Data tersebut bisa mengungkapkan banyak hal, mulai dari identitas pilot sampai dengan kondisi wilayah udara Norwegia dan seluruh pangkalannya.
Norwegia merupakan salah satu negara yang sudah terhitung kontrak mati dengan F-35, mereka menyandarkan seluruh strategi pertahanan udaranya pada F-35 dengan membeli 40 unit dengan 12 opsi lainnya dengan kontrak senilai lebih dari US$ 8 Milyar tanpa ada opsi lain untuk mengantisipasi keterlambatan produksi.
Dengan sekian banyak fitur sensor elektronik termasuk optik, para negara pembeli F-35 memang harus berhati-hati untuk tidak menyingkap rahasia negara kepada Amerika Serikat, yang kini dapat dengan mudah menitipkan pengintaian pada aset militer strategis hanya berbekal F-35, yang sudah dibeli dengan mahal sekali oleh negara pembelinya, dan jadi kuda troya bagi kepentingan Amerika Serikat. Enak sekali Amerika Serikat, sudah dapat untung jual senjata, masih pula dapat untung dari pengambilan data. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

1 komentar

  1. apakh itu trjadi juga pd F-16 C/D kita yg barusan di upgrade/renovasi?
    Sdh kah ada yg memeriksa dr pihak AURI atau menhankam?

    BalasHapus

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb