Helikopter Serang Mi-28 Havoc Rusia |
Ketidakstabilan, pemberontakan, dan perang saudara di Suriah menjadi kesempatan yang benar-benar dimanfaatkan oleh Rusia untuk mengisi kekosongan, apalagi Amerika Serikat di bawah administrasi Presiden Obama nampak enggan untuk mencemplungkan diri dalam perang yang sudah tidak jelas siapa kawan dan siapa lawannya.
Rusia yang melihat hal ini tentu segera memantapkan dirinya sebagai pemain berpengaruh di kawasan, menstabilkan rezim Presiden Assad yang sedang jadi bulan-bulanan dari segala arah. Salah satu bentuk bantuan yang dikirimkan adalah Mi-28, yang tiba di Suriah pada bulan Oktober 2015. Namun, setelah dua tahun dilibatkan dalam misi perang, Rusia akhirnya menyadari kalau Mi-28 yang mereka kirimkan untuk bertempur di Suriah itu banyak kekurangannya, seperti dikutip dari beberapa sumber.
Mi-28N yang diawaki oleh pilot Rusia itu dipangkalkan di Shairat dan Hmeimim dan berasal dari 16 Brigada Armeskoiy Aviatsii (Brigade Aviasi Angkatan Darat) ke-16 yang berpangkalan di Zernograd, dekat pabrik Mil di Rostov-on Don. Mi-28N ini diberi kelir coklat-hijau dan segera diterjunkan ke dalam pertempuran. Mi-28N yang diterjunkan di Suriah tersebut membawa kombinasi persenjataan rudal Ataka-V dan roket S-80. Tak butuh waktu lama, Mi-28N langsung diterjunkan ke medan pertempuran ke Palmyra pada akhir bulan Maret untuk menyerang posisi-posisi Daesh di kota tersebut.
Dari tampilan video gunsight yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Mi-28 nampak melakukan manuver agresif dimana helikopter menukik pada ketinggian 700 meter dari jarak 3,8km. Pilot nampak menggunakan zoom maksimal pada layar bidik yang disediakan kamera TV OPS-28N dan menyalakan sistem penjejakan otomatis. Sasaran yang dikuncinya adalah satu ranpur BMP-1 yang jatuh ke tangan Daesh. Rudal Ataka-V diluncurkan ke arah BMP-1 yang dalam kondisi stasioner tersebut, dan meluncur mulus selama 10 detik hingga mencapai sasarannya. BMP-1 tersebut meledak hebat dalam kepulan asap tebal, tidak bergerak lagi.
Dalam kesempatan lainnya, Mi-28N nampak menghancurkan satu rumah yang merupakan sarang senapan mesin dari jarak 4,7km dan hanya dari ketinggian sekitar 114 meter. Sambil bergerak dengan kecepatan 158km/ jam, Mi-28N nyaman saja menyarangkan Ataka-V telak ke dalam rumah tersebut setelah terbang selama 13 detik. Walaupun dari sistem bidik tersebut terlihat bahwa rudal sempat kehilangan sinyal panduan karena tebalnya asap, namun segera pulih.
Mi-28N kemudian juga ditampilkan menghancurkan berbagai sasaran lain, mulai dari truk, baik truk yang dalam kondisi diam, maupun truk yang sedang bergerak. Dalam video tersebut, juru tembak mengendalikan Ataka-V yang diluncurkan tanpa kuncian sasaran terlebih dahulu dari jarak 4,8 kilometer. Rudal baru mengikuti sistem pandu setelah dua detik meluncur dan rudal tetap akurat menghantam sasaran yang terbang dalam kecepatan tinggi. Truk yang ngebut tersebut hancur begitu Ataka-V menghantamnya.
Walaupun Mi-28 terbukti efektif di lapangan, namun ada juga kejadian dimana Mi-28 mengalami celaka. Mi-28N yang diterbangkan oleh awak dari 487th OVP jatuh dan hancur pada 11 April 2016. Kementerian Pertahanan Rusia dengan cepat menyatakan bahwa jatuhnya Mi-28N di Homs ini disebabkan karena pilotnya mengalami disorientasi saat terbang malam menggunakan NVG (Night Vision Goggles), bukan karena ditembak dengan rudal MANPADS. Kedua awaknya gugur dan berhasil dievakuasi oleh pasukan khusus Rusia dari pangkalan Hmeimim.
Kepala Komite Dewan Pertahanan dan Keamanan Rusia Viktor Bondarev yang juga mantan KSAU Rusia menyatakan bahwa sistem elektronik pada Mi-28 adalah catatan kegagalan yang harus segera dicarikan obatnya. Bahkan sistem NVG yang menyebabkan kegagalan pilot tersebut sempat mendapatkan julukan sebagai jaminan kematian bagi pilotnya. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com