Lini Produksi Panser Anoa PT Pindad |
PT Pindad menerbitkan surat utang medium term notes atau MTN senilai Rp 1 triliun. Menurut Sekretaris Perusahaan PT Pindad Bayu A Fiantoro mengatakan, surat utang tersebut sudah selesai prosesnya.
Menurut Bayu, Pindad sengaja menerbitkan MTN tersebut untuk menambah investasi dan modal kerja. “Selama ini ktia dalam memenuhi pesanan tergantung pada pinjaman bank karena untuk melaksanakan order itu pasti butuh modal. Dengan MTN ini suku bunganya lebih kecil, dan tanpa jaminan.”
Bayu mengatakan, sebelumnya Pindad sudah mendapat realisasi Penanaman Modal Negara (PMN). Dia tidak merinci besarnya. “Kemarin kita melakuka perluasan lini produksi munisi kaliber kecil untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 165 juta per tahun menjadi 275 uta per tahun, itu salah satu implementasi penggunaan PMN.” .
Pindad berencana menggunakan dana PMN dan MTN itu untuk modal kerja pemenuhan sejumlah pesanan. Pindad misalnya saat ini tengan merampungkan kontrak pesanan alutsista dari Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI di antaranya kendaraan tempur Anoa, panser, Badak, kendaraan taktis Komodi, sejumlah senjata dan munisi. Pindad juga mendapat pesanan sejumlah produk industrial.
Bayu mengatakan, saat ini masih dibahas penggunaan dana MTN tersebut. “Masih belum diputuskan digunakan untuk pembiayaan proyek yang mana.”
Surat utang Pindad mendapat rating A- dan oversubscribed. Menurut Bayu, MTN yang dilepas akhri November 2017 lalu itu berjangka waktu 3 tahun. “Dengan ratenya 9,25 persen.”
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, Pindad bersiap memasarkan Medium Term Notes (MTN). "Kami akan bermain di MTN (Medium Term Notes), gunanya untuk mencari sumber pendanaan dengan bunga lebih rendah dan jangka waktu lebih panjang,” kata dia di Bandung, Rabu, 25 Oktober 2017.
Abraham mengatakan, persiapan tersebut sudah dilakukan. Salah satunya, Pindad sudah memperoleh rating pemeringkatan. “Kemarin kita sudah (meperoleh) rating PT Pindad, dan Alhamdulillah ktia dapat level A,” kata dia.
Menurut Abraham, penerbitan MTN itu menjadi strategi perusahaan untuk mencari pendanaan yang efisien. “Karena bermain di industri pertahanan kita butuh dukugnan keuangan, yang selama ini barang impor kita masih banyak beli dari luar, sehingga mau tidak mau kita harus lakukan ‘cost-efficient’, mencari pendanaan dengan bunga rendah.”
Sumber : https://www.tempo.co/