GBU-57 |
Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) baru saja mendapat upgrade The Massive Ordnance Penetrator (MOP) atau GBU-57, bom non-nuklir terbesar di dunia.
MOP yang diperbarui ini jauh lebih mematikan. Bahkan diklaim lebih kuat dari “Ibu semua bom” (MOAB) AS yang pernah dijatuhkan di Afghanistan dan “Bapak semua bom” (FOAB) milik Rusia.
Menurut analisis militer di situs Global Security, upgrade baru MOP telah meningkatkan kemampuannya untuk menghasilkan muatan yang lebih berat dan menembus substruktur beton secara lebih efektif.
Laporan dari Popular Mechanics disebutkan MOP memiliki berat 30.000 pound dan lebih berat ketimbang pesawat tempur siluman F-35 Joint Strike Fighter. Namun, hanya ada 6.000 pon bahan peledak di dalamnya.
Bom raksasa ini awalnya dirancang untuk menghancurkan bangunan beton dan bunker bawah tanah. Bom ini dikurung dalam struktur yang panjangnya 20 kaki dan memiliki diameter 31,5 inci.
Baik MOAB maupun FOAB sudah sama-sama dijatuhkan oleh AS dan Rusia dalam perang melawan ISIS tahun lalu. Pada saat itu, FOAB dilaporkan sebagai bom non-nuklir “tak tertahankan” terbesar dalam sejarah militer. Kekuatan FOAB disebut-sebut empat kali lebih dahsyat dari MOAB.
MOAB sendiri memiliki berat 21.000 pound, termasuk hulu ledak seberat 18.700 pound yang terbuat dari M6.
MOP, menurut laporan tersebut, dirancang khusus untuk menyerang struktur komando bawah tanah seperti yang ditemukan di Korea Utara dan Iran. Kedua negara musuh AS itu dapat secara efektif menyembunyikan aktivitas nuklir mereka dan menjaga semua basis mereka tersembunyi di bawah tanah.
Bom seperti MOP bisa digunakan untuk menghancurkan fasilitas semacam itu atau menonaktifkannya sesuai kebutuhan.
“Pembom B-2 Spirit dapat mengirimkan dua MOP sekaligus,” tulis Popular Mechanics dalam analisis militernya yang dikutip Senin (29/1/2018). Begitu dijatuhkan, bom tersebut memiliki GPS onboard dan sepasang sirip yang membimbingnya ke sasaran. Laporan tersebut menyebutkan bahwa baru-baru ini pesawat tempur terlihat di Missouri dan melakukan latihan mirip manuver pesawat B-2 dalam menghancurkan sebuah bunker.
Sementara itu, dalam pertukaran email antara Bloomberg dan Angkatan Udara AS, disebutkan bahwa upgrade bom tersebut dapat meningkatkan kemampuan penetrasi 200 kaki dan kapasitas peledak. (Muhaimin)
Sumber : https://www.sindonews.com/