Helikopter AS550C3 Fennec TNI AD |
Seiring dengan penyerahan heli serbu AS550C3 Fennec ke Dinas Penerbangan TNI Angkatan Darat, PT Dirgantara Indonesia sebagai pihak yang melakukan perakitan helikopter ini telah melengkapinya dengan sistem senjata yang lengkap. Dilihat dari foto-foto yang beredar dan dua minggu lalu saat admin melakukan peliputan, AS550C3 dilengkapi dengan sistem senjata berupa tabung roket di sisi kanan dan pod senapan mesin di sisi kiri helikopter. Posisi senjata ini bisa dipertukarkan.
Sesuai pesanan Penerbad, AS550C3 dilengkapi dengan tabung roket FZ219, yang sudah dimulai sejak heli NBO-105 memperkuat skadron serbu Penerbangan TNI AD di Semarang. Roket memang dianggap sebagai senjata helikopter yang sangat mumpuni.
Biaya pengadaannya murah, sudah bisa dibuat di dalam negeri oleh PT Dirgantara Indonesia, dan daya hancurnya luar biasa terhadap perkubuan maupun musuh berupa personil yang terpencar, yang seringkali dihadapi TNI dalam menanggulangi gangguan berbagai kelompok gerakan pengacau keamanan di tanah air.
Kode FZ di depan angka 219 sendiri merupakan inisial dari pabrikan pembuatnya, Forges de Zebrugge yang berpusat di Belgia. Pabrik ini sudah menyuplai sistem roket ke Angkatan Bersenjata lebih dari 55 negara, dengan 25 diantaranya tercatat masih aktif membeli. Banyak negara yang kesengsem dengan produk FZ karena tidak satupun komponennya yang menggunakan produk buatan Amerika Serikat, sehingga lebih aman dari ancaman embargo.
Pabriknya sendiri berlokasi di Herstal, kota yang sama dengan kota kelahiran pabrikan senjata Fabrique Nationale de Herstal. Forges de Zebrugge sendiri saat ini menjadi bagian dari konglomerasi industri pertahanan Thales dari Perancis. Forges de Zebrugge sendiri merupakan spesialis sistem roket udara-darat dan memfokuskan pengembangan produknya di sekitar sistem pod dan roketnya.
Sistem FZ219 yang memiliki bobot kosong 29kg dan panjang 1.658mm dipasang di sayap kecil atau stub wing yang posisinya ada di belakang kabin penumpang AS550C3. Bentuk penampang tabungnya sendiri berbentuk seperti berlian (diamond shaped). Untuk menjamin bahwa tabung berumur panjang, sekuensial peluncuran roket dibuat acak.
Artinya ketika roket meluncur keluar dari tabung, maka roket berikutnya akan meluncur dari tabung yang tidak bersebelahan dengan posisi tabung yang baru saja melepaskan roketnya. Untuk membidikkan roket, pilot akan membidik sasaran dengan sistem bidik prismatik T100 buatan Thales, yang sudah jadi langganan helikopter buatan Airbus yang dipasangi tabung roket.
Sementara untuk pod senapan mesin, di sisi kiri terpasang pod HMP400 yang di dalamnya menyimpan sepucuk senapan mesin berat FN M3P kaliber 12,7x99mm dengan kapasitas 250 butir peluru. Dengan kecepatan tembak mencapai 1.100 peluru per menit, HMP400 dapat diandalkan untuk melibas sasaran seperti kendaraan ringan, pos penjagaan, dan tentu saja infanteri.
Sumber : http://c.uctalks.ucweb.com