Makin Panas, Drone MQ-9 Reaper AS Hancurkan Tank T-72 Rusia di Suriah - Radar Militer

17 Februari 2018

Makin Panas, Drone MQ-9 Reaper AS Hancurkan Tank T-72 Rusia di Suriah

 Drone MQ-9 Reaper AS
 Drone MQ-9 Reaper AS  

Pesawat nirawak bersenjata (UCAV) milik AS, MQ-9 Reaper, menembak dan menghancurkan sebuah tank Rusia, T-72, di Suriah pada pekan lalu.
Serangan drone ini terjadi beberapa hari setelah sebuah pangkalan pasukan milisi Suriah dukungan Amerika Serikat, Syrian Democratic Forces (SDF), yang didominasi pasukan Kurdi, hendak diserang sekitar 500 pasukan milisi pro pemerintah Suriah di daerah Deir Ezzor, yang menewaskan sekitar seratus pasukan penyerang.
"Letnan Jenderal Jeffrey Harrigian, yang merupakan jenderal senior di angkatan udara AS di Timur Tengah, menolak berspekulasi mengenai siapa yang mengendarai tank Rusia itu," begitu dilansir StraitsTimes, Rabu, 14 Februari 2018.
Namun, seorang pejabat AS mengatakan dua orang pasukan pendukung pemerintah Suriah terbunuh oleh serangan drone ini. Militer AS mengatakan tank itu diserang karena memasuki wilayah tembak dari pasukan milisi AS, yang didukung pasukan artileri.
Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, menganggap peristiwa ini sebagai sepele. "Itu mungkin hanya dua orang lokal sedang melakukan sesuatu. Saya tidak ingin melihat ini sebagai serangan besar."
Rusia merontokan drone-drone yang menyerang pangkalan militernya di Suriah dengan Pantsir-S1, pada awal Januari 2018. Pantsir-S1 adalah sistem pertahanan udara jarak pendek yang biasanya disiagakan di pangkalan militer atau aset-aset penting lainnya, baik militer maupun sipil. sputniknews.com
Insiden ini mewarnai meningkatnya ketegangan Amerika Serikat dan Rusia di Suriah. Masing-masing memiliki pasukan milisi yang mereka dukung dan persenjatai. Rusia mendukung pasukan pemerintah Suriah. Sedangkan AS mendukung pasukan SDF, yang berupaya menjatuhkan rezim pemerintah Bahar Al Assad.
Dalam pertempuran beberapa hari sebelumnya, sekitar seratus pasukan pro pemerintah Suriah tewas dalam pertempuran di dekat sungai Eufrat. Sekitar 500 pasukan milisi pro pemerintah berusaha menyerang markas pasukan SDF di dekat area ini.
Saat itu, pasukan khusus AS, yang bertugas di lokasi, menyerang pasukan pro pemerintah Suriah menggunakan berbagai kekuatan udara canggih seperti pesawat tempur F-15E, drone MQ-9, pasukan pengebom B-52, pesawat AC-130 Spectre dan helikopter penyerang AH-64 Apache.
Serangan pasukan khusus Amerika ini berlangsung selama sekitar tiga jam. "Begitu pasukan penyerang bergerak ke barat, kami berhenti menyerang," kata Harrigian. Dalam peristiwa in, sekitar selusin pasukan tentara bayaran Rusia tewas.
Presiden Assad, yang didukung Rusia dan milisi dukungan Iran, mengatakan akan mengambil alih semua wilayah negaranya, yang saat ini masih dikuasai SDF.
Belasan Tentara Bayaran Rusia "Wagner" Pro Pemerintah Suriah Tewas
Pasukan khusus Amerika Serikat di Suriah menewaskan belasan pasukan tentara bayaran Rusia, yang berperang mendukung pasukan pro Presiden Bashar Al Assad.
Ini terjadi saat pertempuran sengit yang terjadi pada 7 Februari lalu, yang menewaskan sekitar seratus pasukan milisi pendukung pemerintah Suriah di daerah Deir Ezzor, yang kaya akan minyak bumi.
"Pasukan tentara bayaran Rusia ini bekerja untuk perusahaan swasta Wagner, yang mengirim ratusan tentara bayaran ke Suriah untuk mendukung pasukan militer Rusia dan pro pemerintah," begitu dilansir CNN, Selasa, 13 Februari 2018.
CNN mengutip dari beberapa sumber yang merupakan kerabat dari tentara bayaran Rusia yang tewas. Salah satu tentara bayaran yang tewas itu bernama Vladimir Loginov, 51 tahun. Dia sebelumnya merupakan anggota kelompok ultranasionalis Cossack, yang bertempur di Ukraina Timur.
Kelompok Distrik Cossack Baltic mengatakan bahwa Loginov tewas dalam pertempuran tidak berimbang. "Vladimir tewas untuk Tanah Air, kelompok Cossack dan keyakinan Orthodox," begitu bunyi pernyataan kelompok ini.
Sejauh ini, CNN telah mendapatkan tiga nama lain dari pasukan tentara bayaran Rusia yang tewas di lokasi. Pertempuran itu terjadi di daerah Deir Ezzor, Suriah, saat sekitar 500 pasukan pro pemerintah Suriah berusaha menyerang markas pasukan Syrian Democratic Forces yang dibentuk pasukan khusus Amerika.
Sekitar seratus pasukan pro pemerintah Suriah tewas dalam pertempuran di dekat sungai Eufrat. Dari jumlah ini sekitar 30 anggota pasukan yang tewas berasal dari milisi Kristen pendukung Bashar Al Assad.
Saat itu, pasukan khusus AS, yang bertugas di lokasi, menyerang pasukan pro pemerintah Suriah menggunakan berbagai kekuatan udara canggih seperti pesawat tempur F-15E, drone MQ-9 Reaper, pasukan pengebom B-52, pesawat AC-130 Spectre dan helikopter penyerang AH-64 Apache. Serangan ini berlangsung selama sekitar tiga jam.
"Begitu pasukan penyerang bergerak ke barat, kami berhenti menyerang," kata Letnan Jenderal Jeffrey Harrigian.
Mengenai ini, Kremlin mengatakan tidak mempunyai informasi apakah ada pasukan tentara bayaran Rusia yang tewas di lokasi. "Kami hanya menangani data mengenai pasukan Rusia," kata Dmitri S. Peskov, juru bicara Kremlin. "Kami tidak punya data mengenai orang Rusia yang kemungkinan ada di Suriah."
Menurut Aleksandr Ionov, seorang pengusaha Rusia di Suriah, kemungkinan ada sekitar 200 pasukan tentara bayaran Rusia yang telah tewas di Suriah. "Perkiraan saat ini sekitar 200 orang. Mayoritas itu orang Rusia," kata dia kepada media New York Times. Amerika berperang di Suriah untuk mengejar teroris ISIS. (Budi Riza)
Sumber : TSM

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb