RadarZero |
Pada postingan terdahulu pernah diulas tentang SQUIRE (Signaal’s Quiet Universal Intruder Recognition Equipment), yakni radar manpack besutan Thales dengan desain kompak dengan ukuran yang terbilang kecil, sehingga dapat dipindah-pindahkan oleh dua prajurit. Tapi apakah SQUIRE adalah radar paling kecil?
Ternyata ada radar yang lebih kecil dan lebih ringan dari SQUIRE, desainnya bisa dibilang mirip dengan sebuah laptop, bobotnya pun super ringan, hanya 1,25 kg saja. Yang dimaksud adalah RadarZero, sistem radar 3D yang diusung oleh DroneShield, manufaktur sistem penangkal drone dari Australia.
Lantas apa kebisaan dari RadarZero? Oleh manufakturnya, radar ini disebut telah merevolusi desain radar menjadi sebuah perangkat yang kompak, portable dan mobile. Beroperasi pada multi frekuensi 24,45 - 24,65 GHz, RadarZero secara simultan dapat memantau pergerakan 20 sasaran secara simultan. Namun perlu dicatat, karena ini adalah radar imut, jangkauan alias coverage-nya pun jangan disamakan dengan radar konvensional, yakni memang hanya mencapai jarak 750 meter.
Pada jarak 750 meter, RadarZero sanggup men-track keberadaan sebuah drone ukuran kecil. Penggunaan RadarZero tak melulu untuk kebutuhan militer, radar ini juga cocok digunakan pada instalasi obyek vital sipil, seperti halnya bandara. Dirancang dengan standar kekuatan IP68, RadarZero dapat beroperasi di rentang suhu -40 sampai 75 derajat Celcius. Penempatannya bisa dipasang pada sebuah tower atau pada dudukan tripod untuk gelar taktis. Dari spesifikasi, RadarZero punya dimensi 20 x 16 cm dan membutuhkan tenaga DC +9V sampai +32V.
Saat terdeteksi hadirnya ancaman, sistem RadarZero dapat bereaksi dalam waktu kurang dari 1 detik. Instalasi RadarZero dapat dilakukan dengan model plug and play, dan bisa beroperasi stand alone atau terkoneksi dengan DroneSentry, yaitu permanent drone jammer yang dipersiapkan untuk melindungi obyek vital. (Gilang Perdana)