Rusia Gelar Detasemen Jet Tempur di Kepulauan Kuril, Siap Hadang Jepang - Radar Militer

07 Februari 2018

Rusia Gelar Detasemen Jet Tempur di Kepulauan Kuril, Siap Hadang Jepang

Su 35 Rusia
Su 35 Rusia 

Sinyal hubungan antara Rusia dan Jepang boleh dibilang naik turun. Jika dua minggu lalu Jepang mengumumkan bahwa mereka akan mendekatkan hubungan Jepang dengan Rusia, namun Rusia kali ini justru menyiapkan langkah yang agaknya lebih berdampak provokasi.
Seperti diberitakan Reuters (3/2), Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev telah menyetujui penggelaran detasemen jet tempur di Kepulauan Kuril yang saat ini wilayahnya disengketakan antara Rusia dan Jepang. Tanpa penempatan jet tempur ini, AU Jepang sudah sering mencegat jet tempur Rusia.
Rusia sendiri mempermasalahkan pembelian sistem pencegat rudal Aegis Ashore yang dibeli oleh Jepang untuk menangkal ancaman Korea Utara. Rusia menganggap bahwa sistem itu bisa dioperasikan secara otonom untuk menembakkan rudal ke arah Rusia, sesuatu yang telah dibantah dengan keras oleh Jepang.
Rusia akan menggelar jet tempurnya di bandara sipil di Pulau Iturup, yang oleh Jepang disebut dengan Pulau Etorofu. Rusia juga akan menggelar sistem pertahanan rudal, kemungkinan S-400, untuk mendampingi jet-jet tempur yang akan dipangkalkan di sana. Iturup sendiri pernah menjadi pangkalan Angkatan Udara di masa Uni Soviet, jadi sebagian fasilitasnya masih ada untuk mendukung penggelaran jet tempur.
Belum diketahui apakah penggunaan Iturup itu akan bersifat permanen, tapi setidaknya penempatan jet tempur di sana akan membuat AU Rusia punya pangkalan aju dan memperpendek jarak patroli udara Rusia. Kedutaan Besar Jepang di Moskow sendiri mengeluarkan pernyataan bahwa langkah Rusia ini sangat kontra produktif dengan hubungan kerjasama kedua negara.
Jepang percaya bahwa langkah Rusia ini akan memperkuat kekuatan militer Rusia di empat pulau sengketa dan berlawanan dengan posisi Jepang dan klaim atas pulau tersebut. Jepang mengajak Rusia untuk menyelesaikan masalah teritorial ini dengan pembicaraan diplomasi dua negara. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb