Rudal Hanud S-400 |
Angkatan Udara India (IAF) secara tegas menyatakan kepada pihak parlemen negeri itu bahwa sistem rudal pertahanan udara S-400 adalah prioritas utama untuk dimiliki guna menghadapi ancaman dari China maupun Pakistan.
Dilaporkan Russian Aviation mengutip Sputnik (16/3), AU India tetap membutuhkan pesawat tempur untuk garda terdepan pertahanan, namun kebutuhan berikutnya yang tidak kalah penting adalah memiliki sistem hanud jarak jauh S-400 Triumf (NATO: S-21 Growler).
“Hal itu akan memberikan perubahan secara substansial bagi postur kekuatan Angkatan Udara baik dalam menghadapi ancaman dari sebelah utara maupun dari sebelah barat,” jelas IAF dalam penjelasan tertulis kepada Parlemen India saat pembahasan mengenai masalah pertahanan.
Mendapat penjelasan yang sangat komprehensif, sinyal positif muncul dari pihak parlemen yang pada dasarnya menyetujui pembelian S-400. Parlemen menyatakan, pendanaan untuk itu bisa dianggarkan bagi IAF pada tahun berjalan.
India dan Rusia sebenarnya telah melaksanakan pembicaraan final menuju kontrak dagang pada Oktober 2016 mengenai hal ini. Kala itu disepakati persetujuan jual beli lima (dari jumlah awal 12) unit sistem hanud S-400 dan empat kapal frigat siluman bagi India. Namun nyatanya kontrak tersebut tak kunjung ditandatangani.
Sumber-sumber yang dikutip Sputnik menyebutkan, negosiasi mengenai masalah itu sudah menuju puncak. Diharapkan kontrak pun bisa ditandatangani pada kunjungan Menhan India Nirmala Sitharaman ke Rusia dalam waktu dekat.
Sistem rudal hanud S-400 saat ini menjadi incaran sejumlah negara untuk memilikinya. Sistem ini dapat menghancurkan enam sasasan udara secara simultan hingga jarak 250 mil (400 km). Sputnik menulis, satu sistem hanud S-400 dilengkapi sistem radar, delapan peluncur, 112 rudal berpemandu (sumber lain menyebut 32), serta kendaraan komando dan pendukung.
China yang menjadi seteru India, merupakan pelanggan S-400 di luar Rusia. Negeri Tirai Bambu itu telah menerima sistem hanud perkasa itu tahun lalu. Selain China, Arab Saudi juga telah menyepakati pembelian S-400 yang dituangkan dalam agenda kunjungan Raja Salman ke Moskow pada Oktober 2017. Kini, Turki kini juga tengah mengajukan proses pembelian S-400 untuk dimiliki pada 2020.
India dapat dikatakan berlomba dengan China dalam mengakuisisi alutsista andal buatan Rusia. Kedua negara intensif membeli, melakukan kerja sama produksi, maupun memroduksi alutsista Rusia di dalam negeri secara lisensi.
India saat ini sebenarnya tengah melaksanakan program bersama membuat penempur generasi kelima dengan Rusia. Namun tampaknya di tengah jalan India seperti tampak setengah hati melanjutkan proyek tersebut. Kunjungan Sitharaman ke Moskow, disinyalir salah satunya adalah untuk membahas masalah itu. (Ron)
Sumber : http://www.angkasareview.com/