Patroli di Laut China Selatan |
Indonesia mengajak negara-negara ASEAN untuk mau menggelar patroli di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa antara China dan beberapa negara lainnya, termasuk 4 negara anggota ASEAN.
"Untuk Laut China Selatan, saya berkeliling ke teman-teman menteri-menteri pertahanan ASEAN setiap negara melakukan patroli di Laut China Selatan hingga jarak sekitar 230 kilometer," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop dan Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne, di Sydney, 16 Maret 2018, seperti dikutip dari Reuters.
Menteri Ryamizard dan Retno mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Bishop dan Payne di sela KTT ASEAN-Australia yang antara lain membahas tentang sengketa Laut China Selatan. Menurut Ryamizard, dalam patroli Indonesia fokus di tiga area, yakni di Laut Sulu, Selat Malaka, dan sekitar perairan Thailand.
Indonesia pun telah berpatroli bersama dengan negara-negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Filipina.
"Jika kita amati ke perbatasan dari Vietnam turun ke Indonesia dan Filipina, maka kita dapat melihat kita telah mengamankan setengah dari kawasan Laut China Selatan," ujar Ryamizard.
China telah mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan dan telah meningkatkan penempatan militernya. Adapun 4 anggota ASEAN yang terlibat dalam memperebutkan Laut China Selatan adalah Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Filipina.
Australia yang tidak terlibat dalam sengketa Laut China Selatan menegaskan sikapnya yang tidak berpihak dalam sengketa dan tidak akan ikut melakukan patroli seperti diminta Indonesia kepada negara-negara ASEAN di kawasan yang kaya akan minyak dan gas serta rute perdagangan strategis dunia.
Sumber : https://www.tempo.co/