T-34C-1 Charlie |
T-34C-1 Charlie merupakan pesawat legendaris yang biasa digunakan untuk operasi Pendidikan Sekolah Penerbang TNI di Lanud Adisutjipto, kini sudah purna tugas. Upacara Tradisi pelepasan pesawat latih buatan Amerika tersebut dipimpin langsung Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal pertama TNI Ir. Novyan Samyoga, M.M, di Hanggar 2, Wingdik Terbang Lanud Adisutjipto. Selasa (3/4).
Komandan lanud Adisutjipto menyampaikan bahwa beberapa tahun yang lalu pesawat tersebut merupakan alutsista pendukung utama proses pendidikan bagi Siswa-siswa Calon Penerbang kita. Pesawat latih tua yang bermarkas di Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisutjipto tersebut memiliki makna selain ketangguhan dan kekuatan dirgantara juga memiliki jasa yang sangat besar dalam melahirkan penerbang penerbang militer. Oleh karenanya sudah semestinya kita menghargai jasa-jasanya, papar Marsma TNI Samyoga.
Danlanud Adi menambahkan pesawat T-34C-1 Charlie mulai dioperasikan sejak 1979, jadi hampir kurang lebih 39 tahun merupakan pengabdian yang luar biasa, bahkan Th. 2017 pesawat tersebut masih sempat mengudara.
Hasil yang ditorehkan Pesawat Charlie melalui fase penerbangan tentu kita merasakan kehilangan, setelah mengalami kebersamaan sekian lama, keterikatanya sangat besar, namun perjalalan pesawat ini sudah harus purna bhakti, sesuai dengan perkembangan waktu. Hingga saat ini pesawat tersebut yang dipurnatugaskan sebanyak 11 pesawat.
Komandan Lanud Adi berharap dengan acara ini semoga Pesawat yang telah melahirkan ratusan Penerbang Militer yang handal ini akan mampu menjadi inspirasi dan motivasi sebagai sumber semangat untuk mengabdi kepada bangsa dan Negara dalam mempertahankan Kedaulatan di Udara. Selain itu semangat kita dalam mengoperasikan pesawat tersebut, dapat dilanjutkan dan ditingkatkan pada pesawat penggantinya yaitu KT 1B Woong Bee, maupun pesawat-pesawat yang akan datang, paparnya.
Upacara Tradisi purna tugas pelepasan Pesawat T-34C-1 Charlie yang dikemas dengan Farewell di hadiri oleh Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb.Deny Hasoloan S, Para Kepala Dinas, Para Instruktur Penerbang, Siswa Sekbang, Para Ground School.
Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal pertama TNI Ir. Novyan Samyoga, M.M, bersama Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb Deni Hasoloan S, Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Dedy Susanto, S.E. Komandan Skadik 102 Letkol Pnb H.M.Kisha dan para Senior Teknisi.saat foto bersama dengan background Pesawat T-34C-1 Charli.
T-34C-1 Turbo Mentor Pesawat Latih Dasar TNI AU dengan Kemampuan COIN
Setelah mengabdi sejak 1978, armada pesawat Latih Dasar T-34C-1 “Charlie” akhirnya resmi dilepas dari operasional TNI AU lewat sebuah upacara di Lanud Adisutjipto pada Selasa (3/4/2018). Dari 20 unit yang didatangkan dari Amerika Serikat, kini tinggal 11 unit yang tersisa, dan pada tahun lalu sejumlah pesawat ini masih ada yang berhasil diterbangkan. Meski debutnya telah digantikan KT-1B Wong Bee, jasa T-34C begitu besar dalam mencetak ratusan penerbang TNI AU.
Meski populer disebut T-34C-1 Charlie, resminya pesawat tandem seat ini dikenal sebagai T-34C Mentor. Pesawat ini adalah produksi Raytheon Aircraft Company (d/h Beechcraft) Amerika Serikat. Pada awal pembuatannya Beechcraft T-34 Mentor yang dibuat dengan gagasan Walter Beech pada dekade 40/50-an sebagai pesawat propeller bermesin piston, kemudian di upgrade menjadi Turbo Mentor T-34C (turboprop).
Pada 1973 Beechcraft melakukan redesigned T-34 menjadi T-34C Turbo Mentor dengan didukung oleh Kanada Pratt & Whitney yang mengembangkan mesin turboprop PT6A-25. Pengembangan berjalan atas restu dari United States Navy (USN). Setelah berhasil dengan redesignated sebagai YT-34Cs , pesawat pertama kalinya diterbangkan pada tanggal 21 September 1973. Mentor memulai produksi pada Tahun 1975. T-34C-1 seperti yang digunakan TNI AU adalah versi bersenjata dijual mulai tahun 1977, versi ini dilengkapi dengan empat underwing hardpoint (dudukan untuk gun pod/bom/roket/flare seberat 540 kg).
Selain Indonesia, pengguna T-34C-1 adalah beberapa negara di Afrika dan Amerika Selatan, dengan kemampuan untuk disulap sebagai pesawat serbu ringan untuk misi ground attack, maka sejatinya T-34C-1 dapat menjalankan peran COIN (Counter Insurgency) bila diharuskan, layaknya NU-200 Sikumbang buatan Nurtanio.
T-34C hingga kini masih demikian populer sebagai pesawat latih primary, tercatat 26 negara termasuk Indonesia menggunakan pesawat ini. Dari sejarah panjangnya, jenis kecelakaan pesawat Charlie ini, tercatat sembilan kasus kecelakaan pesawat sejak 1980. Dinegara asalnya, T-34C masih digunakan sebagai primary training aircraft oleh Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dan Korps Marinir pilot (Marine Corps Pilot). T-34C saat ini sedang dalam proses digantikan oleh pesawat T-6 Texas II. Total keluarga T-34C telah diproduksi sebanyak 2.300 unit. (Gilang Perdana)
Spesifikasi T-34C-1 Turbo Mentor
- Crew: Two
- Length: 8,75 meter
- Wingspan: 10,16 meter
- Height: 2,92 meter
- Empty weight: 1.342 kg
- Max. takeoff weight: 2.494 kg
- Powerplant: 1 × Pratt & Whitney Canada PT6A-25 turboprop
- Max. speed: 518 km/h
- Cruise speed: 396 km/h
- Range: 1.311 km at 333 km/h
- Service ceiling: 9.145 meter
- Rate of climb: 7,5 m/s
Sumber : http://www.tni.mil.id/index.php