Delta Force |
Sebagai pasukan khusus AS yang keberadaannya disebut yang paling rahasia bak siluman, di kalangan militer AS, satuan elite Delta Force merupakan yang paling spesial dan tertutup.
Sebagai satuan elite yang penuh kerahasiaan dan masuk jajaran top secret satuan counter terrorist AS, bersama Naval Special Warfare Development Group (US Navy SEAL), tak banyak yang bisa berkomentar tentang para personel Delta Force.
Bahkan itu dari kalangan pemerintahan militer AS sendiri .
Dari persenjataan dan perangkat tempur lainnya, Delta Force merupakan yang terbaik. Itu pun tersimpan rapat.
Sejumlah kecil, konon sangat spesifik dan tidak bisa ditemukan di mana pun, kecuali di Delta lockers.
Tidak terlalu jelas, namun konon katanya sistem tali temali parasut HAHO (High Altitude High Opening) yang dipakai untuk operasi penerjunan di ketinggian merupakan yang paling ekstrem.
Di awal pembentukannya, Delta Force sering dirancukan dengan Delta Project (DP).
Padahal Delta Project dibentuk oleh Komando Pasukan Khusus AD AS semasa Perang Vietnam, pertengahan 1960.
Pada masa-masa itu setidaknya ada tiga Detasemen Operasi Pasukan Khusus AS.
Detasemen Alpha dipimpin seorang kapten, Bravo dikomandani seorang mayor, dan Charlie dipimpin perwira berpangkat letnan kolonel.
Dalam pembentukkanya Delta Force berkiblat kepada pasukan khusus yang sudah kenyang pengalaman tempur dan menjadi legenda pasukan khusus dunia, Special Air Service (SAS) Inggris.
Karena berkiblat kepada cara operasional tempur SAS, Delta Force beroperasi dalam tim kecil dua-empat orang.
Penugasannya berkisar pada operasi gerilya, pembebasan sandera, anti-teroris, termasuk penculikan dan pembunuhan politik (mungkin bekerjasama dengan Unit Para Militer CIA yang tak kalah silumannya).
Secara keorganisasian, Delta juga banyak menyadur sistem organisasi SAS.
Di markas besarnya di Fort Bragg, North Carolina yang disebut The Stockade, ditempatkan tiga skadron operasional A, B, dan C.
Setiap skuadron dipecah lagi ke dalam grup-grup yang disebut Troops. Dari Troops inilah tim-tim kecil berkekuatan empat orang (four-man patrol) berasal dan siap menjalani misi tempur spesifik.
Dalam melakukan infiltrasi, Delta kerap dibantu Resimen Penerbangan Operasi Khusus 160 Night Stalkers. Walau sebenarnya Delta juga memiliki satuan penerbangan helikopter mandiri.
Uniknya helikopter ini disamarkan dengan warna dan registrasi sipil dan cara penyamaran itu bukan merupakan ‘gaya SAS’ melainkanm militer AS sendiri.
Untuk pola rekrutmennya, Delta menganut sistem tiga langkah. Pertama, mendaftar secara umum setelah membaca iklan di markas-markas komando AD di seantero AS.
Kedua, berdasarkan katabelece dari sumber terpercaya, dan terakhir dari calon yang gagal memenuhi satu dari dua syarat yang diajukan.
Kadet umumnya berasal dari batalion Ranger dan unit-unit pasukan khusus lainnya.
Utamanya dari AD, berasal dari seluruh kecabangan termasuk pasukan Cadangan AD dan Garda Nasional AD.
Syarat khusus lainnya, mereka minimal harus menguasai dua bahasa asing selain bahasa Inggris. Misalnya bahasa Jerman dan Perancis.
Penggojlokan mental dan fisik dirampungkan dalam tiga-empat minggu. Disusul enam bulan latihan berbagai teknik dan strategi tempur kemudian menjalani pendidikan keahlian.
Jika lolos dari dua tahap pelatihan keras itu, khususnya prajurit berpangkat perwira langsung ditempatkan di unit-unit operasional dan siap bertempur secara senyap serta rahasia di mana saja. (Agustinus Winardi)
Sumber : http://intisari.grid.id/