Rencana Akusisi Tanker Udara TNI AU, Selain Pesawat Biaya Air Refuelling Ternyata Juga Selangit - Radar Militer

08 Agustus 2018

Rencana Akusisi Tanker Udara TNI AU, Selain Pesawat Biaya Air Refuelling Ternyata Juga Selangit

KC-30A MRTT
KC-30A MRTT  

Meski rencana pengadaannya telah digadang sejak tahun 2015, bahkan jumlahnya disebut-sebut akan diakuisisi empat unit, namun sampai saat ini kesepatakan pembelian (MoU) untuk pesawat tanker belum juga berlangsung. Berbeda dengan pengadaan jet tempur, pasar pemasok pesawat tanker untuk kebutuhan TNI AU nampaknya bakal mengerucut pada dua pilihan utama, yaitu KC-30A MRTT (Multi Role Transport Tanker) dan Boeing KC-46A Pegasus.
Seperti halnya pengadaan pesawat angkut berat, harga akuisisi pesawat tanker jelas tak murah. Ambil contoh pada Juli 2015, AU Australia (RAAF) melakukan kesepakatan pembelian dua unit Airbus A330-200 Qantas untuk di konversi menjadi KC-30A. Kedua pesawat Qantas dengan nomer VH-EBH (MSN 892) and VH-EBI (MSN 898) di konversi dengan nilai AUS$408 juta. Menurut rencana, di tahun 2018 ini satu diantara dua KC-30A akan diserahkan kepada RAAF.
Konversi yang dilakukan RAAF berasal dari pesawat bekas pakai. Sementara jika Airbus A330-200 dibeli gress harganya mencapai US$238 juta per unit, itu pun dalam wujud varian komersial (standar).
Lepas dari soal harga pesawat tanker yang tinggi, biaya operasional untuk menyusui (air refuelling) pun cukup menguras kocek anggaran. Situs foxtrotalpha.jalopnik.com menyebut, bahwa untuk biaya penyaluran bahan bakar di udara untuk F-16 Fighting Falcon per galon (3,7 liter) mencapai biaya US$50. F-16 melakukan air refuelling dengan metode boom yang dilayani pesawat tanker KC-135 Stratotanker dan KC-10 Extender.
Sebagai perbandingan, pengisian bahan bakar di darat (pangkalan) per galon-nya hanya US$5 sampai US$6. Sebagai ilustrasi, kapasitas bahan bakar internal untuk F-16C mencapai 3.985 liter. Tingginya biaya air refuelling tentu juga menjadi pertimbangan dalam akuisisi. Tak heran bila pesawat tanker dengan kemampaun multirole seperti KC-30A masih langka digunakan. Seperti di Asia Tenggara, hanya Singapura yang sampai saat ini mempunyai pesawat tanker MRTT yang sanggup meladeni mode boom dan hose. Untuk menyusui F-16 dan F-15SG, AU Singapura telah mengoperasikan empat unit KC-135 Stratotanker dan dalam proses akuisisi enam unit KC-30A.
Model pesawat MRTT mengendepankan tingkat efisensi tinggi, mengingat satu pesawat dapat memerankan role yang berbeda. Ambil contoh empat unit KC-135R Singapura tak melulu sebagai pesawat tanker, melainkan juga difungsikan sebagai pesawat angkut VIP dan angkut medis. Khusus untuk Airbus A330 MRTT, AU Singapura melalukan konfigurasi agar dimuati 266 kursi penumpang. (Bayu Pamungkas)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb