Rudal MANPADS |
Sistem hanud titik berbasis MANPADS (Man Portable Air Defence System) menawarkan keunggulan pada sisi fleksibilitas deployment dan biaya operasional. Sementara, minusnya basis MANPADS mentok pada doktrin SHORAD (Short Range Air Defence). Rudal-rudal di kelas MANPADS memang punya kecepatan supersonic, namun jarak jangkau yang ditawarkan terbatas, bahkan cenderung diklasifikasikan sebagai VSHORAD (Very Short Range Air Defence).
Atas dasar plus minus di atas, menjadikan pola penggelaran rudal hanud jenis ini punya karakter tersendiri. Semisal untuk melindungi kawasan jantung ibu kota, rudal MANPADS yang ringkas dapat digelar di rooftop, atau puncak gedung pencakar langit. Dengan begitu, selain jangkauan rudal dapat ‘meningkat’ pada sasaran di udara, jarak pandang (visibility) awak satbak (satuan tembak) pun lebih leluasa tanpa adanya halangan.
Dalam gelaran Arhanud TNI AD, sejak dekade 90-an sudah dicanangkan penempatan rudal hanud di atas gedung pencakar langit. Sebagai andalan kala itu adalah rudal RBS-70 MK2. Konfigurasi komponen rudal asal Swedia ini dapat dibawa oleh tiga personel, tentu sangat memudahkan dalam deployment. Lewat cara dipanggul dengan ransel, komponen yang terdiri sight, tripod stand, dan missile, dapar digelar dalam tempo 30 detik untuk siap tempur.
Selain RBS-70, Arhanud TNI AD juga mempercayakan rudal Mistral dalam platform Atlas untuk sewaktu-waktu digelar di puncak gedung pencakar langit. Mistral Atlas yang sejatinya dipasang pada rantis Komodo, terdiri dari dua peluncur rudal. Konfigurasinya memang terasa lebih ajeg dari RBS-70, namun konsekuensi waktu penggelaran akan lebih lama, karena ukuran mounting yang lebih besar.
Rudal MANPADS Chiron yang dioperasikan Denhanud Paskhas juga ideal digelar di puncak pencakar langit. Sementara rudal MANPADS yang benar-benar dipanggul, seperti QW-3 dan Strela bukan berarti tak cocok untuk misi ini. Namun tanpa dukungan tripod, dikhawatirkan kestabilan gunner akan terganggu saat melakukan pembidikan pada sasaran, terlebih bila kondisi angin yang bertiup kencang di atas gedung tinggi.
Model penggelaran rudal hanud di rooftop untuk melindungi obyek vital (obvit) sudah barang tentu jamak digelar di negara-negara maju. Amerika Serikat menjadi contoh yang menarik, guna melindungi Gedung Putih dan Gedung Parlemen (Capitol Hill) di Washinton DC, beberapa peluncur rudal FIM-92 Stinger dalam platform Avenger dipasang pada beberapa puncak gedung di sekitaran obvit tersebut. Masih kurang? Di greenfield, Gedung Putih juga dilindungi rudal hanud jarak sedang NASAMS (National Advanced Surface to Air Missile System), jenis rudal yang nantinya juga akan digunakan untuk melindungi obvit di Jakarta. (Haryo Adjie)
Sumber : https://www.indomiliter.com/