Medium Tank |
Dikutip dari Janes.com (6/9/2018), Nail Kurt selaku General Manager FNSS memberikan pernyataan pada kantor berita Anadolu pada 5 September 2018. Disebutkan saat ini proses medium tank akan fokus pada fase proses produksi. “Dengan berakhirnya serangkaian tahapan uji coba, kedua perusahaan akan menandatangani kontrak perjanjan ekspor pada 2019. Diharapkan proses produksi dapat dilakukan secara equal antara Indonesia dan Turki,” ujar Nail Kurt.
Perjanjian ekspor menjadi penting dilakukan, mengingat medium tank ini nantinya akan ditujukan untuk pasar ekspor. Seperti produksi dari PT Pindad akan disasar untuk wilayah Asia - Pasifik. Sementara FNSS akan fokus memasarkan tank ini di wilayah Afrika.
Melanjutkan tentang rencana akuisisi medium tank oleh Kemhan, diharapkan setelah diperolehnya sertifikasi dari Dislitbangad, maka Kemhan dapat melakukan kontrak pemesanan kepada PT Pindad. Meski tak memperinci asal potensi pembelian, Nail Kurt menyebut bahwa setelah tahun 2019 akan ada budget lima tahunan yang dapat mengakomodir kebutuhan medium tank antara 200 sampai 400 unit. Boleh jadi yang dimaksud Kurt adalah alokasi MEF (Minimum Essential Force) III TNI yang masuk pada periode 2019 - 2024.
Pihak PT Pindad lewat Direktur Teknologi dan Pengembangan Ade Bagdja telah menyatakan siap memproduksi secara massal medium tank 30 ton ini pada tahun 2019. Sembari menunggu pesanan besar, Nail Kurt menjelaskan ada potensi untuk mendapatkan pesanan dalam jumlah kecil, 20 sampai 25 tank pada tahun 2018.
Dari sejarahnya, proyek Modern Medium Weight Tank (MMWT) didukung oleh perjanjian antara pemerintah Indonesia dan Turki yang ditandatangani pada November 2014. Pekerjaan di proyek ini dimulai tak lama setelah itu. FNSS meluncurkan prototipe MMWT pertama yang disebut Kaplan MT di pameran IDEF di Istanbul, Turki pada Mei 2017. (Bayu Pamungkas)
Sumber : https://www.indomiliter.com/