Ujicoba THAAD |
Pentagon mulai mengembangkan sistem interseptor yang mampu menembak rudal hipersonik musuh yang masuk ke wilayah Amerika Serikat (AS). Langkah ini mengikuti laporan tentang keberhasilan Rusia dalam membangun senjata berkecepatan sangat tinggi.
Senjata terbaru yang sedang dikembangkan ini dikenal sebagai "Glide Breaker". Perancangnya adalah Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), badan penelitian di bawah naungan Pentagon.
DARPA sejatinya pernah menampilkan konsep "Glide Breaker" pada tahun lalu. Dalam paparannya, sistem itu menggambarkan fitur-fitur pencegat kinetik keras mematikan yang mampu menggunakan kendaraan berkecepatan tinggi tanpa daya.
Menurut laporan The Drive, Minggu (9/9/2018), Kantor Teknologi Taktis DARPA telah menyelenggarakan pertemuan untuk menjelaskan proyek tersebut dan persyaratannya pada Juli 2018.
Hanya sedikit informasi tentang proyek yang bisa dipaparkan ke publik. Pada bulan Juli, DARPA mengatakan bahwa tujuan "Glide Breaker" adalah "untuk meningkatkan kemampuan Amerika Serikat guna mempertahankan diri terhadap ancaman (senjata) supersonik dan hipersonik berkelas tinggi."
Pentagon selama ini memantau laporan keberhasilan Rusia dalam mengembangkan senjata hipersonik canggih. Pada bulan Maret tahun ini, Presiden Vladimir Putin mengejutkan Pentagon dengan memperkenalkan sejumlah sistem senjata futuristik selama pidato kenegaraan di depan anggota parlemen.
Berbagai senjata futuristik itu di antaranya sudah beroperasi, yakni rudal Kinzhal hipersonik yang mampu melesat 10 kali lebih cepat daripada kecepatan suara.
Sistem senjata lain adalah peluncur atau kendaraan hipersonik Avangard yang masih diuji oleh militer. Peluncur ini diklaim mampu membawa rudal berhulu ledak nuklir maupun konvensional dengan kecepatan hipersonik. Putin menggambarkannya sebagai senjata yang mustahil dicegat sistem pertahanan negara mana pun.
Laporan intelijen AS yang dibocorkan CNBC beberapa bulan lalu mengatakan militer Rusia telah berhasil menguji senjata hipersonik sebanyak dua kali pada tahun 2016.
Beberapa bulan kemudian, FSB, badan intelijen domestik Rusia, meluncurkan penyelidikan atas kecurigaan bahwa informasi rahasia tentang rudal hipersonik telah bocor ke intelijen Barat. Pada bulan Juli, FSB menyerbu dua pusat penelitian dan pengembangan utama yang berbasis di dalam dan di luar Moskow terkait bocornya rahasia senjata tersebut. (Muhaimin)
Sumber : https://international.sindonews.com