KF41 |
Departemen Pertahanan Australia (DoD) telah mengeluarkan permintaan untuk tender (RFT) untuk mendukung proyek Land 400 Phase 3 bagi pengadaan ranpur beroda rantai (tracked) untuk AD Australia. Pengumuman RFT disampaikan langsung oleh Menteri Pertahanan Australia Marise Payne pada 24 Agustus 2018 lalu.
Proyek akuisisi kendaraan tempur (ranpur) baru bernilai antara 10-15 miliar dolar Australia atau setara 4-11 miliar dolar AS ini, dimaksudkan untuk menggantikan 450 ranpur M113AS4 tipe APC dan 17 unit tipe MSV (Manoeuvre Support Vehicles). Secara berangsur ranpur gaek M113AS4 akan dipensiunkan mulai tahun 2021 hingga masuknya ranpur pengganti pada 2026.
Dengan dilansirnya RFT tersebut, pabrikan ranpur dari seluruh dunia diperkenankan untuk menawarkan produknya dengan batas waktu hingga Maret 2019 mendatang. Berdasar persyaratan yang dikeluarkan, ranpur baru berjenis IFV ini harus memiliki mobilitas yang tinggi dan memiliki tingkat proteksi yang lebih kuat dibanding M113AS4.
Sejak dibukanya kompetisi proyek Land 400 Phase 3, dua pabrikan pembuat ranpur telah mengajukan proposalnya, kontestan pertama datang dari Jerman yakni Rheinmetall Defence yang menawarkan ranpur baru KF41 (Kettenfahrzeug 41). Ranpur ini dikembangkan dari KF31 Lynx. KF41 tampil perdana dalam pameran pertahanan Eurosatory, Perancis Juni 2018 lalu.
Ranpur KF41 jauh lebih panjang dan berat dari KF31, bobotnya mencapai 44 ton dibanfing KF31 yang 35 ton. Kelebihan berat ini tak lain untuk meningkatkan sistem proteksi dan volume ruangnya. KF41 menggunakan dapur pacu diesel berdaya 1.140 hp menggantikan mesin KF 31 berdaya 750 hp. Jika KF31 diawaki 3 orang plus 6 pasukan, maka KF41 diawaki tiga orang plus delapan pasukan.
Desain KF41 bersifat modular sehingga dapat dengan mudah diubah menjadi berbagai varian seperti angkut pasukan (APC), kendaraan tempur infanteri (IFV), kendaraan komando & kontrol (C&C), wahana bengkel berjalan (repair & recovery), kendaraan intai kawal, hingga tipe ambulans.
Kontestan kedua datang dari negeri ginseng Korea Selatan. Pabrikan Hanwha Defense Systems (sebelumnya Doosan DST) menawarkan ranpur AS21 yang dinamai Redback (jenis kangguru dengan punggung berbulu merah hewan khas Austalia).
Hanwha merancang AS21 berdasar ranpur K21 IFV yang saat ini menjadi andalan AD Korea Selatan. Tak hanya tampilannya saja yang lebih baru dan terlihat futuristik, AS21 juga akan memiliki proteksi lebih baik dibanding K21. Begitu juga dengan ruang kabinnya yang didesain ulang agar lebih lapang disesuaikan dengan postur tubuh prajurit Australia. Ranpur ini bisa menampung tiga awak dan delapan pasukan.
Baik Rheinmetall maupun Hanwha lebih berkonsentrasi pada wahananya meskipun kedua pabrikan juga menawarkan lengkap dengan sistem kubah senjatanya. Hal ini dikarenakan AD Australia akan memilih sendiri sistem persenjataan dan sensornya. Kedua kontestan akan memboyong ranpurnya ini pada Land Forces Conference yang akan berlangsung Adelaide, Australia pada 4-6 September mendatang.
Pada program sebelumnya Land 400 Phase 2 untuk menggantikan panser roda ban ASLAV (Australian Light Armored Vehicle/LAV-25). Keluar sebagai pemenang adalah panser Boxer CRV buatan Rheinmetall dengan menyingkirkan BAE Systems/Patria AMV35. Sebanyak 211 unit Boxer 8X8 akan mulai berdinas untuk AD Australia mulai tahun 2019 atau selambatnya pada 2020 mendatang. (Rangga Baswara Sawiyya)
Sumber : angkasareview.com