Kapal Perang Filipina BRP Gregorio del Pilar (FF-15) |
Angkatan Laut Filipina berhasil mengevakuasi salah satu kapal perang terbesarnya ketika kandas di perairan dangkal minggu lalu di wilayah sengketa di Laut China Selatan.
Dilaporkan Associated Press, 5 September 2018, dua pejabat militer Filipina mengatakan bahwa tugboat digunakan untuk menderek BRP Gregorio del Pilar dari pinggiran Half Moon Shoal yang dangkal, yang disebut oleh Filipina sebagai Hasa Hasa, sebelum tengah malam.
Kapal jenis frigat, yang ditarik kembali ke pelabuhan Filipina, kandas selama patroli rutin Rabu malam 29 Agustus, dan merusak beberapa baling-baling kapal. Namun 100 awak kapal dilaporkan tidak mengalami masalah kesehatan.
Perairan dangkal ini berada di tepi timur kepulauan Spratly yang disengketakan, di mana ketegangan meningkat dalam beberapa tahun terakhir setelah China membangun sistem pertahanan rudal di tujuh pulau.
Para pejabat pertahanan Filipina memberi tahu rekan-rekan mereka di China setelah terjadi kecelakaan frigat, untuk menghindari kesalahpahaman.
Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, mengatakan pekan lalu bahwa China menawarkan bantuan tetapi Filipina menolak dan berupaya mengevakuasi kapal sendiri.
Sebelumnya sebuah frigat China juga terjebak di perairan dangkal ini pada 2012 dan ditarik oleh kapal militer.
Setengah perairan dangkal Half Moon Shoal terletak sekitar 110 kilometer dari ujung selatan pulau Filipina barat Palawan dan selatan dari Second Thomas Shoal Kyang disengketakan, di mana kapal angkatan laut Filipina sengaja dikerahkan pada 1999 dan sejak saat itu menjadi peralatan tempur Filipina di gugus depan perairan.
China telah berulang kali menuntut BRP Sierra Madre yang tua dipindahkan dari Second Thomas Shoal, yang diklaim oleh Filipina dan China.
Sebuah laporan militer mengatakan bahwa baling-baling BRP Gregorio del Pilar rusak oleh karang dangkal. Namun para awak melaporkan tidak ada kebocoran.
Setidaknya empat kapal Angkatan Laut dan Pasukan Penjaga Filipina dikerahkan untuk mengamankan BRP Gregorio del Pilar dan menyediakan makanan dan pasokan lainnya kepada para pelautnya. Kapal tunda dipekerjakan untuk melepaskan kapal dan mendereknya ke pelabuhan Filipina untuk perbaikan, kata jurubicara militer Kolonel Edgard Arevalo.
Frigat ini adalah salah satu dari tiga bekas pakai kapal Penjaga Pantai AS (USCG), yang diperoleh oleh militer Filipina dan sekarang adalah kapal perang terbesar di Filipina.
Pemerintah Amerika Serikat dan negara-negara Asia Tenggara yang mengklaim teritori di laut yang disengketakan, termasuk Filipina, telah memperingatkan pembangunan pulau dan militerisasi wilayah strategis China.
Filipina telah menjadi salah satu pengkritik paling vokal dari langkah China di perairan yang disengketakan. Pada 2016, sebagian besar gugatan yang diajukan ke pengadilan internasional, yang membatalkan klaim China atas wilayah di Laut China Selatan.
Meski demikian, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, mengambil langkah untuk menghidupkan kembali hubungan yang mendingin dengan China setelah ia menjabat pada 2016 saat ia mencari pendanaan infrastruktur dan lebih banyak perdagangan dan investasi dari China ke Filipina.
Sumber : https://www.tempo.co/