BTR-4MV1 |
Thailand telah menunjukkan minatnya untuk membeli pengangkut personil lapis baja BTR-4MV1.
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional dan Pertahanan Ukraina Oleksandr Turchynov, dalam rangka pameran Senjata dan Keamanan, membahas masalah kerja sama pertahanan dan keamanan dengan kepala delegasi dari Polandia, Kazakhstan, Arab Saudi, Republik Ceko, Turki, dan Thailand.
Negosiasi dengan Vice Admiral Sangkorn Pongsiri dari Korps Marinir Kerajaan Thailand mencakup isu-isu perluasan kerja sama militer-teknis bilateral.
Para perwira militer Thailand menyatakan minat mereka pada BTR-4MV1 Ukraina yang baru, yang menurut mereka, "bisa menjadi kendaraan tempur utama Korps Marinir Kerajaan Thailand". Menurut pejabat tinggi Thailand, peralatan militer dan senjata yang diperoleh dari Ukraina, khususnya tank dan pengangkut personel lapis baja, "berhasil melewati semua pengujian dan masuk dalam inventaris persenjataan Thailand".
BTR-4MV1, dikembangkan oleh spesialis dari UOP SE “Kharkiv Morozov Machine-Building Design Bureau” sesuai dengan standar NATO.
Berkat perubahan di bagian depan kendaraan lapis baja, serta solusi teknologinya, sesuai dengan tren persenjataan NATO terbaru, para spesialis berhasil mencapai tingkat perlindungan baru bagi BTR-4.
Ketika membuat BTR-4MV1, pengembang menggunakan pendekatan modular untuk membangun armor kendaraan tersebut dengan menggunakan spaced armor. Pendekatan modular seperti itu memungkinkan untuk dengan cepat mengganti elemen lapisan luar armor di lapangan.
Ini memungkinkan untuk meningkatkan perlindungan BTR-4MV1 secara signifikan melebihi APC model lama yangkini dioperasikan oleh Ukraina.
Solusi teknologi yang diadopsi oleh para spesialis Kharkiv Morozov Machine-Building Design Bureau memungkinkan penambahan berat BTR-4MV1 hanya menjadi 24-25 ton, yaitu 2-3 ton lebih berat dari BTR-4.
Penggerak roda 8×8 dengan mesin Deutz Jerman dan transmisi Alisson dari AS tetap tidak berubah, kecepatan tertinggi adalah 110 km/jam. Selain itu, BTR-4MV1 mempertahankan kemampuan untuk melintasi air dengan berenang dengan kecepatan hingga 10 km/jam. (Angga Saja - TSM)
Sumber : defence-blog.com