![]() |
Rudal C-RAM/C-PGM Denel Cheetah |
Setelah melakukan debut resminya di pameran African Aerospace and Defence (AAD) di Pretoria, Afrika Selatan, rudal C-RAM/C-PGM (Counter Rocket, Artillery, Mortar/Counter Precision Guided Muinitions) Denel Cheetah telah melewati sejumlah tahapan perkembangan penting. Produk ini dapat diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan udara berbasis meriam seperti Oerlikon Skynex, Skyranger, Skyshield atau Skyguard yang dibuat oleh Rheinmetall.
Rudal C-RAM/C-PGM Cheetah merupakan sistem perlindungan bagi pasukan atau aset yang ditingkatkan dan sangat efektif untuk melawan serangan konvensional, tidak konvensional, dan serangan teroris, yang secara khusus memastikan netralisasi dengan biaya rendah dari ancaman yang ditimbulkan oleh bom udara, mortir, dan roket. Kemampuan tersebut akan menjadi pilar utama solusi pertahanan udara spektrum penuh masa depan.
Dalam kemitraan dengan Rheinmetall Denel Munition, Denel Dynamics dan Rheinmetall Air Defense and Radar Systems, rudal Cheetah saat ini sedang dikembangkan sebagai countermissile yang akan digunakan untuk melawan proyektil RAM (roket, artileri dan mortir) yang sering digunakan oleh milisi dan kelompok teroris.
Senjata-senjata ini digunakan dalam taktik hit-and-run yang sulit dilawan dan dikalahkan. Selain itu, konflik baru-baru ini seperti yang terjadi di wilayah Donbas di Ukraina timur telah menunjukkan bahwa perlindungan pasukan terhadap serangan roket artileri merupakan prioritas yang mendesak, dan kelak pasukan harus menangkis bom udara berpemandu. Analis di tiga perusahaan melihat kesenjangan kemampuan yang signifikan jika pertahanan terhadap RAM dikombinasikan dengan bom udara dan amunisi terpandu presisi (PGM) menjadi bagian dari ancaman masa depan yang akan dikelola oleh sistem pertahanan udara berbasis darat. Beberapa negara sudah mempertimbangkan ini sebagai kebutuhan mereka untuk sistem pertahanan udara di masa depan.
Sejumlah uji coba lapangan di Afrika Selatan telah mengkonfirmasi simulasi awal dari sebuah konsep baru yang mengalahkan ancaman yang akan memungkinkan menghadapi ancaman yang datang dengan presisi tinggi dan sangat efisien. Sistem pemandu dan kontrol akurasi tinggi ditambah dengan hulu ledak khusus akan memungkinkan rudal untuk menghancurkan sasaran RAM dan PGM.
Cheetah akan diintegrasikan ke dalam lapisan dalam (inner layer) bersama dengan senjata pertahanan udara inner-tier lainnya dari sistem komando dan pengendalian yang menyeluruh, menghasilkan kesadaran situasional yang diperlukan. Algoritma penentuan sasaran otomatis memilih senjata efektor terbaik untuk menghancurkan sasaran dalam proses yang cepat. Cheetah akan tersedia dalam kontainer berisi hingga 60 rudal dan dapat diintegrasikan ke dalam platform mobile seperti truk atau kendaraan lapis baja.
Bekerja bersama dengan efektor inner-tier lainnya seperti laser berenergi tinggi di masa depan dan meriam Oerlikon 35mm dengan menggunakan teknologi amunisi Ahead milik Rheinmetall, Cheetah akan membentuk bagian dari sistem yang kokoh dan tangguh untuk melindungi aset-aset vital, unit yang bergerak, dan area kecil dari spektrum penuh ancaman simetris dan asimetris pada jarak hingga 6 kilometer dengan kemampuan perlawanan yang maksimum terhadap saturasi (tembakan dilakukan dalam jumlah yang banyak dan berintensitas
tinggi) tembakan lawan. Sasaran yang lebih besar seperti pesawat sayap tetap dan sayap putar dapat dihancurkan pada jarak hingga 10 km.
tinggi) tembakan lawan. Sasaran yang lebih besar seperti pesawat sayap tetap dan sayap putar dapat dihancurkan pada jarak hingga 10 km.
Rheinmetall Denel Munition, Denel Dynamics dan Rheinmetall Air Defense and Radar Systems saat ini sedang menyelesaikan rencana untuk mencapai tingkat kesiapan teknologi TRL 4 dengan serangkaian uji hulu ledak semi-dinamis pertama pada akhir 2019, dan sedang dalam tahap diskusi dengan berbagai pelanggan potensial. (Angga Saja - TSM)
Sumber : armyrecognition.com