![]() |
Jet Tempur F-16 Pakistan |
Time (1/3/19) memberitakan, ketiga Panglima Militer India, yakni Panglima Angkatan Darat. Angkatan Udara dan Angkatan Laut bersama-sama berbicara di konferensi pers dan mengungkapkan kebohongan Pakistan bahwa tidak ada F-16 yang dikerahkan dalam serangan balasan mereka yang menargetkan instalasi militer pada hari Rabu.
Ada cukup bukti untuk menunjukkan F-16 digunakan dalam misi ini dan Pakistan berusaha menyembunyikan fakta ini," kata Wakil Kepala Staf Angkatan Udara India Marsekal RGK Kapoor.
Wakil Marsekal Udara mengatakan kepada media kemarin bahwa bagian dari satu F-16 yang ditembak jatuh oleh IAF MiG 21 Bison telah ditemukan di dalam wilayah India.
Kapoor lebih lanjut menampilkan puing-puing rudal udara-ke-udara (AAM) AIM-120C AMRAAM dengan jelas menunjukkan nomor kontraknya dan mengatakan bahwa hanya F-16 yang ada di armada Pakistan yang dapat memasang rudal ini. India kabarnya tidak menggunakan rudal ini.
Menurut The Economic Times, India akan membagikan bukti ini dengan AS untuk menekankan bahwa negara tetangga itu menyalahgunakan aset yang mungkin diperolehnya di bawah spanduk 'perang melawan terorisme' pada tahun 2008. Jet tempur, sesuai dengan perjanjian penjualan, dapat hanya digunakan untuk operasi kontra-terorisme, bukan untuk menyerang negara mana pun.
Selama 3 hari terakhir Pemerintah Pakistan terus bersikeras membantah menggunakan jet tempur buatan Amerika Serikat F-16 Fighting Falcon untuk melaksanakan serangan ke wilayah India.
Dengan menggunakan F-16 untuk memasuki Jammu dan Kashmir, Pakistan mungkin telah melanggar aturan AS yang berupaya mencegah militer asing menggunakan senjata dan jet AS tanpa izin sebelumnya untuk melakukan serangan lintas-perbatasan yang dicoba dilakukan Pakistan pada hari Rabu.
Masalahnya, India memberi bukti bahwa serpihan rudal AIM-120C-5, yang hanya dibawa F-16, telah jatuh di wilayahnya. Menurut sebuah laporan di Times Now, kesalahan-kesalahan Pakistan di seluruh LoC pada hari Rabu pagi mungkin memiliki dampak serius karena tidak jelas apakah militer Pakistan mendapat lampu hijau dari AS.
Amerika memiliki protokol yang ketat dalam hal penggunaan senjata dan pesawatnya. Pakistan tidak dapat menggunakan F-16 dalam peran yang meningkat atau ofensif, tetapi mereka dapat menggunakannya untuk mempertahankan diri.
Harus dilihat apa yang dilakukan AS mengenai hal ini karena ini merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan bersama yang dibuat pada saat AS setuju untuk memberikan pesawat ke negara lain. Pelanggaran bisa berujung pada 1 hal: embargo. (Aryo Nugroho)
Sumber : ucweb.com