Perusahaan Korea Selatan LIG Nex1 dan perusahaan India Adani Group telah menandatangani MoU tentang produksi dan pemasaran sistem anti-pesawat K-30 Biho.
MoU ditandatangani di sela-sela seminar satu hari di Delhi tanggal 23 April lalu untuk meningkatkan kerja sama industri pertahanan antara Seoul dan New Delhi.
![]() |
Sistem Anti-Pesawat K-30 Biho |
Sekitar 170 pejabat pemerintah dan industri dari kedua belah pihak menghadiri acara tersebut, yang juga melibatkan 12 perusahaan Korea, termasuk Hanwha Defense dan Korea Aerospace Industries, kata badan pengadaan senjata Korea Selatan, DAPA.
"Seminar ini berfungsi sebagai tempat bagi kedua negara untuk lebih meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan di bidang industri pertahanan," kata Kepala Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Wang Jung-hong.
Sistem K30 Biho terdiri dari meriam kembar 30 mm, surveillance and fire-control radar TPS-830K, electro-optical targeting system (EOTS), periskop panorama, forward looking infrared system (FLIR), pengukur jarak laser (LRF), penglihatan termal, kamera TV, dan sistem fire-control digital. Sistem penargetan gabungan EOTS, FLIR, dan LRF memiliki jangkauan penargetan 7 km. Radar TPS-830K dapat mendeteksi dan melacak sasaran dengan RCS 2 m2 dari jarak 17 km.
Meriamnya memiliki siklus rate of fire 600 rpm dan jarak tembak efektif anti-pesawat 3.000 m, dan masing-masing meriam diisi dengan 300 butir amunisi. Pada Desember 2013, DAPA mengumumkan bahwa Biho telah diintegrasikan dengan rudal permukaan-ke-udara Chiron untuk meningkatkan lingkup perlindungannya menjadi 7 km. Dua buah pod dipasang pada tiap sisi turret masing-masing berisi dua rudal Chiron. (Angga Saja - TSM)
Sumber : defenseworld.net