Program lintas rezim, Minimum Essential Force (MEF) alias program penguatan militer Indonesia, terus berjalan. Dan saat ini sedang mempersiapkan diri menuju lepas landas MEF jilid tiga di awal tahun 2020 mendatang. Salah satu matra yang menggeliat memperkuat teknologi alutsista dan posturnya adalah TNI AU.
![]() |
C-130J Super Hercules |
KSAU memberikan informasi rinci dan jelas tentang program penguatan tentara langit kita. Di sisa perjalanan MEF jilid dua yang berakhir Desember tahun ini, TNI AU sedang menyelesaikan beberapa program pembangunan postur misalnya peresmian Skadron 33 angkut berat C-130 Hercules di Makassar dan Skadron 27 angkut sedang CN-235 di Biak. Skadron 9 helikopter di Jayapura, Skadron UAV di Timika dan Skadron jet tempur rencananya disi dengan di Kupang menyusul.
Kekuatan angkatan udara sebuah negara adalah marwah kedaulatan. Maka selayaknya kekuatan angkatan udara kita dikembangkuatkan untuk menjunjung marwah itu. Penjelasan KSAU di hari ulang tahun TNI AU tanggal 9 April 2019 yang lalu memberikan asupan informasi yang menyegarkan. TNI AU tahun 2024 akan muncul sebagai kekuatan yang bermartabat lengkap dengan teknologi network centric warfare.
Untuk menuju kesana sedang disiapkan infrastruktur hardware dan software. Pontianak AFB dan Kupang AFB akan diisi masing-masing 1 skadron jet tempur dengan kandidat terkuat F-16 Viper. Pangkalan AU Iswahjudi Magetan, Rusmin Nurjadin Pekanbaru dan Natuna akan diperkuat dengan Detasemen Hanud Oerlikon Skyshield. Ibukota Jakarta akan dilindungi dengan satuan peluru kendali darat ke udara jarak sedang NASAMS II.
Berbagai jenis alutsista canggih yang segera mengisi inventori tentara langit kita adalah 5 pesawat C-130J Super Hercules, 6 pesawat intai amfibi multi guna, 9 pesawat C212, 6 radar GCI, 1 radar medium, 1 radar pasif, 36 rudal AMRAAM, 8 Helikopter Caracal, 11 jet tempur Sukhoi Su-35, 6 UAV, 2 battery NASAMS II. Semuanya dipesan di MEF periode sekarang, barangnya mulai berdatangan tahun depan.
Program penguatan alutsista eksisting sedang dijalankan saat ini antara lain upgrade 10 jet tempur F-16A/B Block 15 OCU yang bekerjasama dengan pabrikan Lockheed Martin AS, program radarisasi terhadap 15 jet latih tempur T-50i Golden Eagle sehingga bisa menjadi kekuatan striking force. Disamping itu dilaksanakan program operasi tempur pengeboman malam hari yang melibatkan seluruh skadron tempur dan angkut yang ada termasuk pesawat EMB-314Super Tucano.
Nah untuk MEF III (2020-2024) yang sudah diambang pintu, prediksi penguatan alutsista TNIAU semakin bertaring. Ada penambahan minimal 2 skadron jet tempur, pembelian 2 pesawat tanker isi ulang BBM, 2 pesawat intai strategis Airborne Early Warning and Control. Boleh jadi kuantitas minimal itu dilampaui karena MEF III adalah finalisasi program penguatan. Perkembangan dinamika kawasan bisa saja mempercepat perolehan alustsista.
Penambahan minimal 5 unit Sukhoi Su-35 sehingga lengkap menjadi 1 skadron (16 unit) atau penambahan menjadi 3 skadron jet tempur yang digadang-gadang F-16 Viper bukan sesuatu yang mustahil di MEF III. Tidak tertutup kemungkinan di MEF III Indonesia akan membeli 1 skadron jet tempur F-15 atau beberapa tempur siluman F-35 dari AS. Yang jelas program penguatan untuk mencapai kekuatan minimal sedang berlangsung. Jika anggaran militer diperbesar semua harapan itu bisa terwujud.
Tahun 2024, lima tahun dari sekarang TNI AU diharapkan sudah menunjukkan kekuatan teknologi alutsistanya yang terintegrasi dengan interoperability antar satuan matra udara. Dan utamanya adalah kemampuan menjalankan model pertempuran modern yang dikenal dengan Network Centric Warfare. Dengan model itu seluruh tiga matra tentara kita saling bahu membahu dan bersinergi untuk menjaga payung pertahanan teritori yang bermarwah. Semoga. (Arien Pan)
Sumber : TSM - Jagarin Pane