Para pilot tempur yang dalam aksi duel udara mengalami nasib naas karena pesawatnya tertembak jatuh lalu eject dan mendarat selamat, sebenarnya tetap menghadapi bahaya.
Apalagi jika lokasi mendaratnya masih berada di daerah musuh. Pilot tempur bersangkutan selain harus menyelamatkan diri juga sebisa mungkin harus dapat melakukan perlawanan saat sedang diburu musuh.
![]() |
Kursi Lontar dengan GAU-5A |
Demi melaksanakan perlawanan itu maka pilot tempur umumnya dibekali sepucuk pistol dan perangkat survival kit yang bisa digunakan untuk bertahan hidup selama beberapa hari.
Tapi dalam perkembangan terkini, senjata pilot tempur berupa pistol dianggap kurang memadai lagi karena hanya bisa digunakan untuk pertempuran jarak pendek yang bersifat defensif.
Untuk mengatasi persenjataan pistol yang hanya bisa digunakan secara terbatas itu, para pilot Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), khususnya pilot-pilot F-22 Raptor telah dibekali dengan senjata laras panjang yang dirancang secara khusus, yakni GAU-5A.
Melalui laman facebook-nya, satuan 3rd Wing USAF telah memamerkan senapan serbu baru GAU-5A yang merupakan pengembangan dari karabin M4 (M4 carbine).
Sebagai senjata personel para pilot F-22 yang dibuat secara istimewa, ketika dibawa terbang GAU-5A menyatu bersama survival kit yang berada di bagian dasar kursi lontar.
Posisi GAU-54 sendiri dalam keadaan terurai. Pilot hanya butuh waktu sekira satu menit untuk merangkai GAU-5A menjadi senjata serbu yang bisa digunakan untuk menghantam target secara presisi pada jarak 200 meter.
Dengan senapan serbu yang dimiliki, para pilot F-22 yang selamat usai eject pun bisa berperan menjadi pasukan tempur layaknya personel infanteri.
Untuk mendapatkan kemampuan tempur itu, para pilot Raptor telah mendapatkan pelatihan khusus, terutama dalam hal mengoperasikan GAU-5A secara profesional.
Dengan demikian, berkat kemampuan tempur yang dimiliki ini kemungkinan para pilot F-22 untuk mampu bertahan dan melawan musuh saat dilancarkan operasi SAR tempur bisa lebih mumpuni.
Dalam operasi penyelamatan untuk mengevakuasi pilot Raptor yang berada di darat, pilot bersangkutan bisa bertempur bahu-membahu menggunakan senjata serbunya bersama pasukan penyelamat.
Mereka tidak lagi hanya berperan sebagai pilot yang cenderung pasif sewaktu dilancarkan operasi penyelamatan. (A Winardi)
Sumber : angkasareview.com