Saab’s Lightweight Torpedo System (SLWT), Torpedo Pintar Besutan Saab untuk Supremasi Kawasan Pesisir - Radar Militer

22 Mei 2019

Saab’s Lightweight Torpedo System (SLWT), Torpedo Pintar Besutan Saab untuk Supremasi Kawasan Pesisir


Selain berjaya di industri dirgantara, Saab juga punya ‘nama’ dalam lini industri pertahanan maritim. Sebut saja Saab punya kapal selam diesel listrik A26, Combat Boat CB90, sampai sistem radar Sea Giraffe yang banyak dipasok kapal perang modern. Tidak itu saja, manufaktur asal Swedia ini juga menawarkan torpedo pintar ringan yang diberi label SLWT (Saab’s Lightweight Torpedo System). Di IMDEX 2019 yang berlangsung di Singapura 14 - 16 Mei, Saab menampilkan SLWT di untuk supremasi litoral negara-negara di Asia Tenggara.
Saab’s Lightweight Torpedo System (SLWT)
Saab’s Lightweight Torpedo System (SLWT) 
SLWT adalah torpedo ringan multi platform, artinya serupa dengan torpedo ringan terbaru milik TNI AL, A244/S Mod. 3 Whitehead produksi Leonardo, Italia. Dimana dengan ukuran yang relatif kecil dan bobot ringan, torpedo ini dapat diluncurkan tidak hanya dari kapal selam, melainkan dari helikopter, pesawat intai, dan kapal perang permukaan. Uniknya, meski tergolong torpedo ringan, namun SLWT punya diameter yang tak lazim, yaitu 400 mm. Sebagai perbandingan, torpedo ringan jenis Honeywell MK46, A244/S dan K745 Blue Shark, mengusung diameter 324 mm.
SLWT dirancang sebagai torpedo modular, dimana penggunaan versi latihan dan versi berhulu ledak, cukup dengan mengganti salah satu modul pada body torpedo. Saat digunakan sebagai versi latih, torpedo pun dapat terangkat ke permukaan dengan balon, sehingga masih dapat digunakan kembali.
Saab menyebut mekanisme SLWT berbeda dengan sistem anti kapal selam pada umumnya, dimana torpedo ini dapat beradaptasi pada kondisi hidro akustik yang sulit. Hal ini dimungkinkan berkat adopsi rentang frekuensi yang sesuai, advanced signal processing, full digital sonar, dan evolutionary HF (high frequency) range. Torpedo ini saat meluncur terkoneksi langsung pada sistem di PIT (Pusat Informasi Tempur), persisnya komunikasi antara torpedo dengan kapal dilakukan lewat galvanic wire atau serat optik.
Torpedo dengan panjang 2.855 mm ini mengandalkan kombinasi pemandu sonar aktif/pasif dan full digital sonar. SLWT digerakan dari pumpjet (ducted rotor/stator) yang tenaganya berasal dari lithium-based rechargeable battery (LiFePO4). Secara keseluruhan, SLWT punya bobot 340 kg dan dapat melesat dengan kecepatan 10 sampai 40 knots. Batas kedalaman penyelaman yaitu 300 meter. Jarak luncur torpedo ini dipatok sampai 20 kilometer, sementara endurance-nya selama satu jam.
Dalam operasinya, sensor SLWT akan bekerja untuk melokalisasi dan mengidentikasi sosok kapal selam lawan. Torpedo ini punya kemampuan untuk melakukan navigasi berdasarkan kondisi lingkungan, seperti mengubah kecepatan dan berkomunikasi secara efisien dengan platform kapal peluncur. Hulu ledak torpedo ini menggunakan IM compliant, omnidirectional dan PBX. Hulu ledaknya dipicu oleh multi-beam sonar. Berkat transmisi khusus, torpedo ini punya mode pembatalan penembakan bilamana dibutuhkan sewaktu-waktu.
SLWT merupakan bagian dari program Torpedo 47 yang mulai dijalankana sejak tahun 2016. Dalam pengembangan SLWT Saab bekerja sama dengan Swedish Defence Materiel Administration (FMV), Swedish Defence Research Agency (FOI) dan Swedish Armed Forces (SwAF). Saat ini SLWT masih dalam status prototipe. Berdasarkan kontrak, SLWT akan mulai diproduksi pada tahun 2020.
AL Swedia berencana mulai mengadopsi SLWT untuk korvet stealth Visby Class dan kapal selam pada tahun 2022, dan platform lain pada tahun 2023. Kabarnya Finlandia juga telah menandatangani kontrak untuk pengiriman SLWT pada periode pengiriman 2019 - 2025. (Haryo Adjie)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb