RQ-4 Global Hawk, pesawat nirawak atau drone mata-mata Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang ditembak jatuh oleh rudal Iran di atas Selat Hormuz menelan biaya sekitar USD130 juta atau lebih dari Rp1,8 triliun.
Biaya, termasuk harga dan ongkos operasional drone canggih militer Amerika itu diungkap Fox News, Jumat (21/6/2019) mengutip situs web perusahaan pengembangnya, Northrop Grumman Corp.
![]() |
RQ-4 Global Hawk |
Menurut perusahaan tersebut, RQ-4 Global Hawk mampu terbang selama lebih dari 30 jam dan dirancang untuk mengumpulkan data intelijen nyaris real-time menggunakan citra resolusi tinggi.
Pesawat nirawak ini menjalankan misi untuk mendukung operasi militer di Irak, Afghanistan, Afrika Utara, dan wilayah Asia-Pasifik yang lebih luas. Pesawat tipe ini sudah mengumpulkan data intelijen dalam misi lebih dari 250.000 jam terbang.
Menurut pernyataan Angkatan Udara, RQ-4 Global Hawk merupakan salah satu kendaraan udara nirawak paling canggih yang dimiliki militer AS. Pesawat ini memiliki lebar sayap 130,9 kaki dan panjang 47,6 kaki. RQ-4 Global Hawk dapat terbang pada ketinggian maksimum 65.000 kaki.
Biaya drone nirawak tidak mencakup penelitian dan pengembangan.
Pentagon mengonfirmasi bahwa drone itu ditembak jatuh oleh rudal surface-to-air Iran pada hari Kamis dan terbang 17 mil dari perbatasan Iran di wilayah udara internasional.
"Ini adalah serangan tidak beralasan terhadap aset pengawasan AS di wilayah udara internasional," kata Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat AS, dalam sebuah pernyataan.
Presiden Trump mengutuk tindakan Iran dan menyebut insiden itu "langkah yang sangat bodoh."
"Saya pikir mungkin Iran melakukan kesalahan. Saya membayangkan itu adalah seorang jenderal atau seseorang yang membuat kesalahan dalam menembak yang drone," ujar Trump saat pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di Oval Office hari Kamis.
Insiden ini meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Pemerintahan Trump telah mengumumkan pengerahan 1.000 tentara tambahan ke Timur Tengah. Sedangkan Iran mengumumkan akan memperkaya uranium melebihi level dari apa yang seharusnya dilarang di bawah kesepakatan nuklir Iran 2015.
Ini Video Iran Tembak Jatuh Drone Mata-mata Militer AS
Militer Iran merilis cuplikan video yang menunjukkan sistem pertahanan rudalnya menembak jatuh pesawat nirawak atau drone mata-mata militer Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis (20/6/2019). Pesawat nirawak yang dirudal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) itu adalah RQ-4 Global Hawk.
Dalam video yang telah diunggah di YouTube terlihat sistem pertahanan udara Teheran menembakkan rudal yang menyebabkan situasi sekitar gelap gulita. Rudal itu melesat tinggi dan tiba-tiba terlihat kobaran api dampak dari ditembaknya RQ-4 Global Hawk.
Video militer Iran disertai gambar grafis jejak rudalnya sebelum menghantam pesawat nirawak mata-mata Angkatan Laut Amerika Serikat. Dalam gambar grafis itu ditunjukkan pesawat pengintai Washington memasuki wilayah udara Iran. Video tersebut didukung suara gemuruh dan pada akhir tayangannya terdengar teriakan takbir.
Pentagon juga merilis rekaman versinya sendiri. Video hitam-putih berdurasi 15 detik dari Pentagon ini menunjukkan jejak asap dari pesawat yang jatuh.
Komandan IRGC Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami mengatakan penembakan itu untuk mengirim pesan yang jelas kepada Washington. Dia menegaskan drone itu memasuki wilayah udara Iran di atas provinsi Hormuzgan selatan, sehingga harus dijatuhkan.
"Jatuhnya pesawat tak berawak Amerika adalah pesan yang jelas bagi Amerika," kata Salami, yang disiarkan stasiun televisi pemerintah setempat. Dia memperingatkan bahwa Teheran akan bereaksi keras terhadap segala agresi, dengan menggambarkan perbatasan Iran sebagai garis merahnya.
"Iran tidak mencari perang dengan negara mana pun, tetapi kami sepenuhnya siap untuk membela Iran," katanya lagi, seperti dikutip Sputnik.
Namun, Komando Sentral (CENTCOM) AS mengklaim drone RQ-4 Global Hawk terbang di atas perairan internasional. CENTCOM menganggap tindakan Teheran merupakan "serangan tidak beralasan".
Presiden AS Donald John Trump memberi isyarat bahwa militer Washington akan merespons tindakan Teheran. "Anda akan segera mengetahuinya," katanya, ketika ditanya oleh wartawan apakah Washington akan menanggapi dengan cara yang sama.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif men-tweet-kan koordinat tepat di mana drone AS bertemu kematiannya, yakni di perairan teritorial Iran. Dia menambahkan bahwa bagian drone AS yang jatuh telah dikumpulkan dari laut.(Muhaimin)
Sumber : https://international.sindonews.com