Mi-17V5 Registrasi HA-5138 Puspenerbad TNI AD Masih Belum Ditemukan - Radar Militer

01 Juli 2019

Mi-17V5 Registrasi HA-5138 Puspenerbad TNI AD Masih Belum Ditemukan


Sampai siang kemarin, pencarian terhadap hilangnya helikopter Mil Mi-17V5 Hip milik Puspenerbad TNI AD terus dilakukan. Namun pencarian tidak berjalan lancar karena terkendala cuaca dan medan ekstrem.
Sebelumnya diberitakan, helikopter Mi-17 registrasi HA-5138, telah hilang kontak setelah 5 menit terbang dari Bandara Oksibil, Papua (28/6). Helikopter dalam penerbangan menuju Bandara Sentani.
Mi-17V5
Mi-17V5 
Dari informasi yang diperoleh, Mi-17 yang hilang ini berasal dari Skadron-31/Serbu Puspenerbad yang berpangkalan di Lanumad Ahmad Yani, Semarang.
Soal heli ini, angkasa.news sendiri beberapa kali ikut terbang bersama HA-5138 saat mengikuti rombongan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
HA-5138 dilaporkan lost contact di sekitar ketinggan 7.800 kaki arah utara dengan jumlah personel 12 orang, di antaranya tujuh kru dan lima anggota Pos Pamtas 725/WRG Pos Okbibab.
Helikopter tahan banting yang dioperasikan 47 negara ini diterbangkan oleh Kapten CPN Aris yang merupakan lulusan PSDP (Prajurit Sukarela Dinas Pendek ) TNI tahun 2011.
Jika menyimak kiprah Mi-17, rotary wing peninggalan era Uni Soviet ini layak disebut sebagai salah satu pesawat legendaris.
Di lingkungan dunia penerbangan, helikopter dikenal mempunyai karakter unik yang membuatnya tidak tergantikan. Meski diakui menerbangkan helikopter di medan operasi memiliki risiko tinggi tertembak, karena ketinggian terbang dan kecepatannya yang rendah.
Di antara banyak heli legendaris yang pernah dibuat, Mi-17 family adalah helikopter yang jumlah produksinya belum tertandingi.
Jumlah produksinya melampaui 17.000 unit.
Pertama kali dilansir tahun 1960 dengan label Mi-8, heli ini langsung jadi tulang punggung kekuatan kavaleri udara Pakta Warsawa.
Selain bisa mengangkut pasukan, urusan mengusung senjata pun tak kalah garang. Perubahan besar terjadi ketika heli ini ternyata tak mampu beroperasi dalam cuaca panas.
Dengan berangsur dipensiunkannya Mi-4 dan diganti Mi-8, namun nyatanya sang pengganti masih belum sanggup menggantikan Mi-4 dalam kondisi hot and high.
Padahal kebutuhan operasi di pegunungan tinggi dan daerah bersuhu tinggi tetap ada, bahkan cenderung meningkat. Program peningkatan Mi-8 dipercepat.
Purwarupa heli baru hasil peningkatan Mi-8 berhasil dirampungkan menjelang musim panas 1975. Heli yang dilabeli Mi-8MT itu ditenagai mesin baru TV3-117MT, transmisi VR-14, perubahan engine cowling, dan perubahan ukuran kabin.
Penerbangan perdana Mi-8MT dilakukan Agustus 1975. Berbagai pengujian ekstensif menunjukkan kalau kinerja Mi-8MT mampu menutupi kelemahan Mi-8 dasar, bahkan melebihi kemampuan Mi-4 pada kondisi hot and high.
Soviet memamerkan Mi-8MT dalam Paris Air Show 1981. Penamaan baru diumumkan pada pameran bergengsi itu, yaitu Mi-17.
Nama baru ini memang ditujukan untuk pasar ekspor, sementara bagi militer Soviet (sekarang Rusia) Mi-17 tetap dilabeli Mi-8MT.
Dari sekian banyak varian yang telah lahir, generasi Mi-8MT merupakan generasi terkini yang masih terus diproduksi.
Kini heli yang menyandang kode baru Mi-17 itu punya kemampuan baru. Pihak pabrikan menjamin, heli tetap bisa mengudara walau salah satu dari kedua mesinnya mati.
Ditengok dari sudut mana pun rasanya sulit membantah klaim andal yang didengungkan dua pabrikan Mi-17 yaitu Mil Moscow Helicopter Plant dan Kazan Helicopters JSC.
Sudahlah jumlah produksinya banyak, deretan pengguna keluarga Mi-8/Mi-17 tak kurang dari 90 negara.
Penyempurnaan dan berbagai peningkatan membuat Mi-8 bisa terus eksis di tengah percaturan heli transpor dunia.
Meski berciri fisik mirip, namun keluarga Mi-17 memiliki sejumlah keunggulan yang jauh melebihi Mi-8 standar.
Mi-17 memiliki kapasitas bahan bakar sekitar 2.600 liter. Masing-masing 1.100 liter di kedua sisinya (posisi tanki di atas main landing gear) dan 400 liter di bagian atas.
Dengan bahan bakar penuh, endurance Mi-17 mencapai 2,5 jam. Karena itu memang menjadi keharusan membawa auxiliary fuel tanks yang memiliki kapasitas 890 liter sehingga penerbangan bisa dilakukan tanpa harus mendarat.
Tak salah kalau Indonesia khususnya TNI AD menjatuhkan pilihan pada heli angkut medium multimisi ini.
Sesuai dengan labelnya sebagai heli transpor multimisi, sudah barang tentu Mi-17 bisa didapuk melakoni berbagai misi di luar fungsi asasinya sebagai sarana angkut.
Daftarnya panjang mulai dari heli serbu (angkut pasukan sekaligus dipersenjatai), misi pasukan khusus, patroli perbatasan, SAR hingga pemadam kebakaran yang banyak ditemui di Pekanbaru dan Kalimantan.
Tak hanya militer, lingkungan sipil pun mengakui kehebatan Mi-8/17. Termasuk PBB, memercayakan Mi-17 dalam sejumlah misi pasukan perdamaian. (Beny Adrian)
Sumber : angkasa.news

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)