PT PAL Indonesia (Persero) mulai merambah sektor industri baru, yaitu tenaga nuklir. Perusahaan yang selama ini dikenal dalam industri galangan kapal tersebut akan bekerja sama dengan Thorcon International Pte, Ltd. (Thorcon). Thorcon International Pte, Ltd. adalah calon Independent Power Producer (IPP) yang telah menyatakan keseriusan kepada Pemerintah ingin melakukan investasi sebesar USD 1,2 Milyar atau sekitar Rp 17 Triliun untuk membangun PLTT di Indonesia
![]() |
PT PAL Indonesia (Persero) dan Thorcon International Pte, Ltd |
Saat ini telah disepakati kerjasama antara kedua pihak dengan melakukan kajian pengembangan dan konstruksi reaktor desain Thorcon hingga dapat difabrikasi oleh PT PAL. Kerjasama PT PAL Indonesia (Persero) dan Thorcon International ini dapat menjadi awal dari terbangunnya industri nuklir nasional sesuai dengan amanat PP 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Industri Nasional.
Bilamana industri nuklir Nasional terealisasi melalui kerjasama ini maka akan membuka ribuan lapangan pekerjaan bukan saja bagi para pakar nuklir Indonesia tetapi berbagai disiplin ilmu lainnya dan menempatkan Indonesia sebagai center of excellence dunia dari teknologi nuklir maju.
Thorium Molten Salt Reactor 500MW (TMSR500) Power Plant yang di kenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) 500 MW memiliki konsep desain modular dengan kapasitas tiap reaktor 250 MWe yang dapat dioperasikan multimode, baik sebagai baseload atau load follow.
PLTT dapat menghasilkan listrik bersih yang lebih murah dari batubara, sehingga dapat menjadi sistim energi andalan menuju ekonomi rendah karbon dan tercapainya target harga jual listrik di bawah BPP Nasional, sehingga tarif listrik ke masyarakat dapat turun.
PLTT dengan menggunakan model desain struktur Kapal dengan Panjang 174 meter dan lebar 66 meter, yang setara dengan tanker kelas Panamax ini rencananya akan di bangun oleh Daewoo Shipyard & Marine Engineering (DSME) di Korea Selatan, yang merupakan galangan kapal No 2 terbesar di Dunia. Pada bulan Mei lalu, kedua pihak yang didampingi oleh perwakilan dari Pemerintah, telah mengunjungi DSME dan mendapatkan konfirmasi bahwa DSME sanggup membangun desain PLTT dalam kurang dari 3 tahun.
PLTT pertama di targetkan akan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 10% dan Thorcon akan terus mencoba meningkatkan prosentase TKDN untuk tiap PLTT yang terpasang di Indonesia sehingga paska 2030 pabrik PLTT dapat dibangun di Indonesia sebagai wujud nyata pengembangan industri nuklir di Indonesia.
Keunggulan lain dari desain PLTT Thorcon yakni tidak membutuhkan komponen khusus Nuklir tapi dapat menggunakan komponen standar industri bahkan turbine akan menggunakan turbine ultra-super critical yang dipakai PLT batubara. Thorcon sangat yakin bahwa reaktor beserta komponen pendukung dapat dibuat oleh PT PAL Indonesia (Persero) dimana terbukti berpengalaman membuat kapal dan konstruksi besi dengan standar dunia lebih dari empat dekade.
Sumber : Herroe Soestiana-TSM pal.co.id