AL Tiongkok Pilih Jet Stealth J-20 untuk Kapal Induk Next Generation Tiongkok - Radar Militer

30 Agustus 2019

AL Tiongkok Pilih Jet Stealth J-20 untuk Kapal Induk Next Generation Tiongkok


Militer Tiongkok kemungkinan akan memilih pesawat tempur siluman aktif pertama negara itu, J-20, untuk kapal induk next generation-nya, menurut sumber-sumber militer dan laporan terbaru pada media pemerintah Tiongkok.
J-20, yang dibuat oleh Chengdu Aerospace Corporation (CAC), tampaknya telah memenangkan kontes head-to-head dengan FC-31, pesawat tempur yang dibuat oleh perusahaan lain yang masih menjalani pengujian.
Jet Stealth J-20
Jet Stealth J-20  
Narasumber orang dalam militer mengatakan kepada South China Morning Post bahwa Komisi Militer Pusat, badan pembuat keputusan tertinggi Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA), lebih suka mengadopsi J-20 untuk kapal-induk baru Tiongkok.
“Chengdu Aerospace Corporation akan mengumumkan beberapa produk baru, yang akan termasuk versi baru J-20 mereka. Anda dapat menebak tipe apa itu,” kata orang dalam militer, yang meminta tidak disebut nama karena sensitivitas permasalahan.
FC-31 dikembangkan secara independen oleh perusahaan Shenyang Aircraft Corporation (SAC), yang juga memproduksi pesawat J-15, jet yang saat ini digunakan pada satu-satunya kapal induk aktif Tiongkok, Liaoning.
Kedua perusahaan kedirgantaraan tersebut adalah anak perusahaan dari perusahaan raksasa milik negara Tiongkok, Aviation Industry Corporation of China, yang berspesialisasi dalam merancang dan mengembangkan pesawat militer, dan didirikan untuk memastikan persaingan yang tidak berbahaya antara produsen pesawat.
Namun, SAC menghadapi kritik dari beberapa pemimpin militer dan para ahli karena terlalu konservatif dan gagal berinovasi karena struktur birokratisnya.
Sebuah program baru-baru ini yang disiarkan oleh stasiun televisi pemerintah China Central Television juga menyebutkan pesawat J-20 yang akan dipilih.
Sebuah episode Dokumenter Militer yang ditayangkan pada 16 Agustus melaporkan bagaimana Angkatan Laut PLA memilih kandidat untuk pelatihan pilot dan mengilustrasikan fitur tersebut dengan mockup jet yang tampak seperti pesawat J-20 lepas landas dari kapal induk.
J-20 berbasis darat, yang dikenal sebagai Powerful Dragon, memasuki kedinasan Angkatan Udara PLA pada 2017. Produksi massal pesawat tempur stealth itu dimulai akhir tahun lalu ketika Tiongkok meningkatkan upayanya untuk menghadapi penyebaran F-22 dan F-35 AS di wilayah Asia-Pasifik.
Jika pemilihan J-20 tersebut memang benar, hal itu akan menandai akhir dari perdebatan panjang diantara pendukung J-20 dan FC-31 dan mendorong FC-31 untuk menjadi pesawat tempur berbasis kapal induk yang lebih baik.
Mereka yang menyukai J-20 mengatakan pesawat itu lebih canggih dan dapat diandalkan daripada FC-31, tetapi para pendukung FC-31 mengatakan pesawat FC-31 lebih ringan dan gesit.
“Baik J-20 dan FC-31 memiliki kelebihan. Ukuran J-20 mirip dengan J-15 karena keduanya adalah pesawat tempur yang kuat,” kata Song Zhongping, seorang komentator militer untuk Phoenix Television yang berbasis di Hong Kong.
Song mengatakan FC-31 yang lebih ringan dapat dikembangkan menjadi pesawat tempur berukuran sedang yang akan melengkapi J-20 di masa depan.
Tetapi narasumber militer lain yang dekat dengan AL PLA mengatakan hampir tidak mungkin untuk mengembangkan kedua pesawat selama beberapa tahun ke depan mengingat risiko penurunan ekonomi karena perang dagang dengan AS terus meningkat.
Narasumber itu mengatakan kapal induk Tiongkok next generation akan dilengkapi dengan ketapel elektromagnetik yang sama dengan yang digunakan pada supercarrier kelas Ford Angkatan Laut AS.
Ini memungkinkan pengoperasian pesawat tempur yang lebih berat karena ketapel ini lebih kuat daripada sistem uap lama yang digunakan pada kapal induk lama.
“Masalah utama dari J-20 bukanlah berat, tetapi panjangnya. Jika ingin menjadi jet tempur berbasis kapal induk, ia harus dibuat lebih pendek.”
Orang dalam militer sebelumnya mengatakan bahwa insinyur CAC sedang bekerja untuk menghasilkan versi J-20 yang lebih pendek yang akan bekerja dengan sistem peluncuran baru.
Saat ini, baik J-20 dan FC-31 masih mengandalkan mesin buatan Rusia. Mesin WS-15 yang dibuat khusus untuk J-20 telah menjalani ratusan jam pengujian tetapi belum memenuhi target keandalan sementara prototipe FC-31 tidak memiliki mesin yang dibuat secara khusus.
AL Tiongkok berencana untuk membangun setidaknya empat carrier battle group pada tahun 2030, tiga di antaranya akan dapat diaktifkan kapan saja.
Analis milier mengatakan Tiongkok akan membutuhkan setidaknya satu dekade untuk mengembangkan pesawat tempur berbasis kapal induk next generation, sehingga J-15 akan tetap beroperasi setidaknya selama satu dekade, atau dua dekade.
J-15 melakukan penerbangan perdananya pada tahun 2009 dan telah beroperasi sejak tahun 2012. Pesawat tempur itu adalah satu-satunya pesawat tempur yang berpangkalan pada kapal induk Liaoning dan akan digunakan oleh saudaranya, kapal induk Type 001A ketika kapal tersebut memasuki kedinasan, kemungkinan pada akhir tahun ini.(Minnie Chan)(Angga Saja-TSM)
Sumber scmp.com

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)