Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan salah satu pesawat tanpa awak atau drone mereka jatuh di jalur Gaza. IDF mengatakan, mereka masih menyelidiki penyebab jatuhnya drone tersebut.
"Pada malam hari drone IDF jatuh di Jalur Gaza selatan. Insiden ini sedang diselidiki," kata IDF dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (10/9).
Drone itu jatuh di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut. IDF pada akhir pekan lalu menyerang sejumlah basis Hamas di Gaza, sebagai respon atas serangan roket yang dilancarkan sebelum itu.
![]() |
Drone Israel |
Sementara itu, sebelumnya seorang pejabat IDF mengatakan bahwa salah satu drone milik mereka telah hilang di wilayah Lebanon. Pejabat tersebut mengatakan, tidak ada info sensitif yang tersimpan di dalam drone tersebut.
"Drone itu melakukan pekerjaan rutin dan jatuh di sisi Libanon. Tidak ada risiko kebocoran data," kata sumber itu yang berbicara dalam kondisi anonim.
Hizbullah mengklaim telah menjatuhkan sebuah pesawat tak berawak Israel, setelah melintasi perbatasan Lebanon. Menurut Hizbullah, drone Zionis yang jatuh kini berada di tangan mereka.
Sekutu Iran itu mengklaim menjatuhkan drone tersebut dengan "senjata yang tepat" ketika terbang menuju kota Ramyah, Lebanon. Tak dijelaskan senjata yang dimaksud kelompok itu.
Hizbullah: Penembakan Drone Israel Adalah Tindakan Pencegahan
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan, pihaknya menembak jatuh pesawat tanpa awak Israel di Lebanon untuk memperkuat pencegahan terhadap serangan Tel Aviv. Israel telah mengkonfirmasi drone mereka telah ditembak jatuh di Lebanon.
Kemarin, Hizbullah mengatakan telah menembak jatuh dan menyita drone milik Israel. Seorang pejabat Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, tidak ada info sensitif yang tersimpan di dalam drone tersebut.
"Terlepas dari semua ancaman dan intimidasi, hari ini kami menegaskan keseimbangan kekuasaan dan memperkuat pasukan pencegah yang melindungi negara kami," kata Nasrallah dalam sebuah pernyataan.
Nasrallah, seperti dilansir Reuters pada Selasa (10/9), kemudian mengatakan bahwa tidak ada lagi garis merah yang tidak akan dilintasi Hizbullah dalam membela Lebanon dari agresi Israel.
Dia mengatakan ini tidak berarti pihaknya tidak menghormati Resolusi 1701 Dewan Keamanan (DK) PBB, yang mengakhiri perang Hizbullah-Lebanon pada 2006. "Tetapi Libanon dan rakyatnya memiliki hak untuk membela diri," ungkapnya.(Victor Maulana)
Sumber : https://international.sindonews.com