Dassault Rafale, Jet Tempur Buatan Perancis Calon Andalan Baru India - Radar Militer

21 Oktober 2019

Dassault Rafale, Jet Tempur Buatan Perancis Calon Andalan Baru India


India memperbaharui armada tempurnya dengan membeli 36 jet tempur Rafale buatan Dassault Perancis. Pesawat pertama diserahkan secara simbolis ke Angkatan Udara India (IAF) pada 8 Oktober 2019. Bagi India, kehadiran Rafale penting untuk meningkatkan posisi pertahanan di hadapan Pakistan dan China.
Dassault Rafale
Dassault Rafale 
Rafale baru bisa dilihat di atas langit India pada Mei 2020. Setelah itu satu persatu pesawat akan tiba sampai 2021. India adalah negara keempat setelah Perancis, Mesir dan Qatar, yang menerbangkan Rafale.
“Angkatan Udara India berada di jalur modernisasi yang cepat melalui akuisisi teknologi penting dan kemampuan kritis seperti pesawat tempur Rafale, rudal darat-ke-udara S-400 (sistem pertahanan dari Rusia), senjata presisi, elektronik canggih dan sistem peringatan awal," kata Kastaf Angkatan Udara India R.K.S. Bhadauria.
Pesawat lama India, termasuk Mirage 2000 buatan Dassault dan Su-30MKI buatan Rusia, digolongkan sebagai pesawat tempur generasi ketiga atau keempat. Rafale dikategorikan sebagai jet tempur generasi keempat-plus berkat kemampuan teknologi siluman yang bisa mengelak dari radar.
“Kehadiran Rafale akan meningkatkan berbagai kemampuan pertahanan kami. Ketika deterensi meningkat, kemungkinan konflik akan berkurang," kata P.S. Ahluwalia, pensiunan marsekal udara AU India (IAF).
Kekuatan Rafale terletak pada radar canggih dan serangkaian rudal Meteor, Scalp, dan Mica, di samping 13 perangkat tambahan khusus pesanan India, kata para analis.
Sistem radar RBE2 yang dipasang pada Rafale menungkinkan pelacakan pesawat lawan. Rudal Meteor udara-ke-udara bisa mencapai 300 km dan menjangkau sasaran. Mica memiliki kemampuan intersepsi siluman yang unik.
Khusus untuk pesanan India, Rafale dilengkapi alat pengendali serangan pada helm pilot sehingga tembakan bisa dilakukan lebih cepat dan akurat. Pesawat juga memiliki sistem umpan untuk menggagalkan rudal lawan. Rafale juga modifikasi dalam sistem starter bahan bakar yang akan memungkinkan mesin pesawat beroperasi pada tingkat optimal bahkan di pangkalan udara di ketinggian seperti Leh.
"Dilengkapi dengan berbagai macam senjata, Rafale akan melakukan supremasi udara, serangan, anti-kapal dan menjadi platform pengiriman strategis untuk misi udara nuklir. Rudal Meteor BVRAAM dengan jangkauan lebih dari 180 km akan memiliki zona tanpa-lepas lebih dari 60km," kata Anil Chopra, pensiunan marsekal udara IAF.
Masuknya Rafale sangat penting bagi IAF, yang akan segera menonaktifkan pesawat MiG-21 Bison dan segera bisa duduk sejajar dengan China dan Pakistan.
Sebagian besar jet pasukan Pakistan terdiri dari F-16 buatan AS selain beberapa JF-17 buatan kerjasama dengan China. Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China bahkan memiliki lebih dari 600 jet tempur generasi keempat dan kelima. China juga mengembangkan J-20 generasi kelima dalam persaingan dengan jet tempur generasi kelima AS seperti F-22 dan F-35 buatan Lockheed Martin Corp.
"Rafale jauh lebih baik daripada F-16 dan JF-17 dalam hal jangkauan, persenjataan, dan kemampuan peperangan elektronik," kata Manmohan Bahadur, mantan mantan petinggi IAF.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb