Korea Utara (Korut) mengecam Washington atas rencana melakukan latihan militer bersama dengan Korea Selatan (Korsel) bulan depan. Latihan diadakan ditengah buntunya perundingan mengenai persenjataan nuklir Pyonyang.
AS dan Korsel membatalkan latihan udara gabungan yang dikenal sebagai Vigilant Ace dengan beberapa latihan gabungan lainnya tahun lalu di tengah mencairnya diplomatik cepat dengan Korut, yang menganggap mereka latihan untuk invasi.
Latihan Militer AS-Korsel |
Tetapi juru bicara Pentagon David Eastburn mengatakan minggu ini bahwa AS tidak memiliki rencana untuk melewatkan latihan gabungan mendatang tahun ini.
Seorang pejabat senior Korut mengatakan bahwa pengumuman itu setara dengan deklarasi untuk konfrontasi yang dapat membahayakan proses diplomatik.
"Kami telah menekankan pada beberapa kesempatan bahwa latihan militer bersama akan memaksa kami untuk mempertimbangkan kembali langkah-langkah penting yang telah kami ambil," kata Kwon Jong-gun di Kementerian luar Negeri Korut.
"Kesabaran kami mencapai batas tertinggi," kata Kwon dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita resmi KCNA yang dinukil Al Arabiya, Kamis (7/11/2019).
Kwon adalah bagian dari delegasi Korut di perundingan nuklir tingkat kerja dengan AS di Swedia bulan lalu, ketika Pyongyang memilih walk out dan menyalahkan kurangnya solusi "baru dan kreatif" dari Washington.
Negosiasi telah macet sejak KTT Hanoi antara Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump bubar pada Februari di tengah ketidaksepakatan atas bantuan sanksi dan apa yang Korut berikan sebagai imbalannya.
Pyongyang sejak itu melakukan serangkaian uji coba rudal, yang terbaru dari mereka pekan lalu, ketika dikatakan menembakkan rudal dari peluncur roket ganda super besar. (Berlianto)
Sumber : https://www.sindonews.com/