Angkatan Udara Israel (IAF) meresmikan skuadron kedua berisi jet tempur siluman F-35i. Skuadron yang dijuluki ‘Lion of the South’ itu diresmikan di Pangkalan Udara Nevatim di Israel sebelah selatan sebagai skuadron ke-116 milik AU Israel, 16 Januari 2020.
![]() |
F-35i Adir |
Peresmian dihadiri pejabat dari Lockheed Martin, pabrikan F-35. Rencananya, militer Israel akan memiliki 20 unit jet tempur F-35i pada 2020 ini, atau 50 hingga 2024. Kedua skuadron membangun sebuah divisi bernama Divisi Adir yang sebelumnya menerbangkan jet-jet F-16.
F-35 dan F-35i adalah jet tempur generasi kelima yang dioperasikan AU Israel. Lockheed Martin mendesain jet tempur ini dengan kemampuan radar yang memungkinkan pesawat itu terbang rendah dengan kecepatan tinggi bak siluman.
Kemampuan itu juga bisa membuatnya mampu menghindari sistem pertahanan rudal canggih seperti S-300 dan S-400 seperti yang dimiliki negara tetangga, Suriah. Radarnya, AESA AN/ APG-81, juga diklaim mampu mengidentifikasi dan mencegat ancaman udara yang terbang di ketinggian rendah dengan kecepatan tinggi.
“Di wilayah dengan ancaman tinggi, F35i benar-benar senjata pilihan. Karena memungkinkan pilot untuk pergi ke mana pun mereka harus pergi,” kata Vice President for Customer Requirement Aeronautics Lockheed Martin, Gary North, pada Desember lalu.
Kelebihan membawa serta kelemahan. Meski F-35 dipandang jet tempur paling maju saat ini, kemampuannya menjadi siluman membatasinya mengangkut persenjataan. Kemampuan yang satu ini harus dibatasi jika jet ingin tetap terbang rendah dengan gesit.
IAF dianggap perlu mempertahankan keunggulan militer kualitatif dan memodernisasi skuadron armada tempurnya karena sebagian jet tempurnya, yakni generasi F-15, berusia lebih dari 30 tahun. Kini dengan kombinasi jet tempur yang dimilikinya, Israel percaya diri menjalankan sejumlah operasi kompleks, termasuk konfrontasi dengan Iran di perbatasan.(Moh Khory Alfarizi)
Sumber : https://tempo.co