Perusahaan kedirgantaraan terbesar di dunia Boeing telah mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan konsep helikopter pengintai bersenjata terbaru pada bulan Maret.
Raksasa kedirgantaraan AS itu akan mengungkapkan Future Attack Reconnaissance Aircraft atau FARA.
![]() |
Ilustrasi |
Angkatan Darat AS membutuhkan helikopter yang dapat terbang lebih jauh, mengidentifikasi sasaran lebih cepat, dan memberikan intelijen medan perang dengan segera - semuanya dengan biaya yang terjangkau. Dirancang khusus dengan mempertimbangkan masukan dari para penerbang dan tentara, Boeing FARA adalah helikopter baru yang serba guna dan daya tahan tinggi yang dibangun untuk Angkatan Darat AS untuk mencapai jangkauan, kecepatan, kemampuan manuver, dan kinerja next generation yang dibutuhkan oleh pasukan darat untuk sampai ke medan tempur , bertahan dimedan tempur, dan mendominasi dalam pertarungan di masa depan.
Platform ini akan berisi berbagai muatan untuk melemahkan atau menghancurkan sistem udara tak berawak canggih dan memberikan dukungan kepada pasukan di darat.
FARA akan menjadi pesawat helikopter serang ringan dan pengintaian yang akan dapat menghindari deteksi radar dan beroperasi di kota-kota besar yang padat penduduk. Persyaratan untuk FARA termasuk AI yang memadai untuk dapat terbang tanpa awak setidaknya beberapa waktu, jaringan komunikasi yang aman untuk mengendalikan drone khusus, arsitektur terbuka, kecepatan hingga 235 mil per jam dan kemampuan untuk mencapai sasaran 155 mil jauhnya. Angkatan Darat AS berencana untuk melakukan uji terbang prototipe pada tahun 2023 dan membuat keputusan pengadaan pada tahun 2024, kemudian mengirimkan kemampuan baru ini ke unit tempur segera sesudahnya.
Angkatan Darat AS telah lama membutuhkan pesawat pengintai baru. Pada tahun 2012, Angkatan Darat AS memindahkan sebagian dari armada AH-64 Apache-nya untuk mendukung skuadron pengintai serang berat, sebagai pengganti Kiowa OH-58.(Angga Saja-TSM)
Sumber : defence-blog.com