radarmiliter.com - Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF) hari Kamis (19/03) lalu meresmikan kapal destroyer AEGIS kelas Maya pertama di galangan kapal Isogo Japan Marine United Corporation (JMU) di Yokohama. JS Maya ま や (DDG-179) bergabung dengan Escort Flotilla 1 JMSDF, yang berpangkalan di Yokosuka.
JS Maya ま や (DDG-179) |
Diluncurkan pada 30 Juli 2018 dari JMU Shipyard di Yokohama, JS Maya adalah yang pertama dari kelas destroyer baru yang ditingkatkan dengan kemampuan pertahanan rudal balistik. Setiap unit berharga sekitar US $ 1,5 Miliar dan dibangun di galangan kapal JMU di Isogo Ward di Yokohama. Akan ada dua kapal dalam kelas ini, yaitu JS Maya dan JS Haguro.
Kapal ini diambil namanya dari Gunung Maya (摩耶 山, Maya-san), sebuah gunung setinggi 698,6 meter (2.292 kaki) di Kobe, Prefektur Hyogo, Jepang.
Diberi kode sebagai proyek 27DDG, proyek baru destroyer Aegis yang ditingkatkan ini dimulai pada tahun 2015. Kapal kelas pertama dilakukan peletakan lunas pada bulan April 2017. Kelas destroyer baru ini memiliki panjang 170 meter dan displacement 8.200 ton. Kapal beroperasi dengan awak 310 pelaut, dan memiliki sistem propulsi combined diesel electric and gas (COGLAG) .
Kelas Maya adalah kapal pertama dari perusak Aegis JMSDF yang dilengkapi dengan kemampuan pertahanan rudal balistik (ballistic missile defense - BMD) sejak tahap desain, dan juga kapal yang pertama dari armada AEGIS Jepang yang dilengkapi dengan Cooperative Engagement Capability (CEC) sejak awal. CEC memungkinkan kapal untuk menerima informasi penargetan dari aset lain, seperti dari destroyer AEGIS Angkatan Laut AS dan Angkatan Laut Kerajaan Australia atau pesawat AWACS E-2D Amerika dan Jepang. Jepang memesan empat pesawat E-2D Advanced Hawkeye, dimana pertama dikirim pada 29 Maret ke Pasukan Bela Diri Udara Jepang.
Sistem sensor dan senjata kelas Maya
Dilengkapi dengan sistem tempur AEGIS Baseline J7 dan sistem radar Northrop Grumman AN/SPQ-9B, kapal destroyer kelas Maya mampu menembakkan iterasi terbaru rudal pertahanan balistik SM-3 Raytheon. Dikembangkan bersama oleh AS dan Jepang, SM-3 Block IIA menampilkan motor roket yang lebih besar yang akan memungkinkannya untuk mempertahankan wilayah yang lebih luas dari ancaman rudal balistik dan hulu ledak kinetik yang lebih besar.
Kelas Maya memiliki 96 sel VLS Mk41 (64 sel di depan dan 32 sel di belakang). Sistem senjata lain dari kelas Maya meliputi:
- SM-6 yang juga dikenal sebagai RIM-174 Standard Extended Range Active Missile (ERAM)
- Rudal permukaan-ke-udara SM-2ER Blok IIIB
- Roket anti-kapal selam luncur vertikal Type 07
- Rudal anti-kapal Type 90
- Meriam utama Mk 45 Mod 4 127mm
- 2x CIWS Phalanx
- 2x tabung torpedo triple Type 68 (untuk torpedo Mk-46 atau Type 73)
SM-6 adalah rudal multi-misi yang dapat menghancurkan sasaran udara dan permukaan. Menurut narasumber Jepang, SM-6 dijadwalkan untuk diadakan dalam anggaran pertahanan Jepang TA2019, tetapi pengadaan ditunda karena kekurangan bagian-bagian SM-6 di Amerika Serikat. Jepang akan menjadi pelanggan ekspor pertama dari jenis rudal ini. SM-6, SM-3 dan SM-2 semuanya dirancang dan diproduksi oleh Raytheon.(Xavier Vavasseur)(Angga Saja-TSM)
Sumber : navalnews.com