radarmiliter.com - Pesawat tempur Angkatan Udara Amerika Serikat kelak akan mampu melindungi dirinya dengan senjata baru berukuran mini yang dirancang untuk menghancurkan rudal anti-pesawat sebelum mengenai pesawat. Raytheon memenangkan kontrak tersebut dengan pengiriman rudal pertama untuk uji terbang pada tahun 2023.
Direktorat amunisi Laboratorium Penelitian Angkatan Udara AS meluncurkan program Miniature Self-Defense Missile (MSDM) pada tahun 2015. Boeing dan Lockheed Martin mengajukan proposal pada tahap awal proyek itu, tetapi Raytheon, dengan sejarah panjang dalam pengembangan rudal yang memenangkannya.
![]() |
Miniature Self-Defense Missile |
Saat ini rudal musuh yang datang dapat dipancing menjauh dari sasarannya mereka flare, chaff, atau laser infra-merah, tetapi ali-alih menncoba menipu rudal lawan, MSDM dirancang untuk menghancurkannya. MDSM yang berpemandu radar tersebut merupakan senjata kinetik, terbang ke rudal musuh yang datang dan menghancurkannya dengan impak langsung, dan tidak menggunakan hulu ledak. Lockheed sebelumnya diketahui menggunakan radar gelombang milimeter aktif yang dikembangkan untuk rudal Patriot PAC-3.
Keuntungan dari rudal miniatur adalah bahwa jumlah yang dapat dibawa pesawat cukup banyak; rudal itu akan mencegat rudal dekat dengan pesawat yang dilindungi sehingga tidak memerlukan untuk terbang dalam jarak yang jauh. MSDM akan memiliki panjang sekitar satu meter, menjadikannya jauh lebih kecil dari rudal udara-ke-udara terkecil yang ada pada Angkatan Udara AS, yaitu rudal AIM-9X Sidewinder yang berukuran panjang tiga meter, yang juga merupakan produk Raytheon.
"MSDM akan mendukung kemampuan senjata miniatur untuk superioritas udara dengan memungkinkan close-in platform self-defense dan penetrasi ke lingkungan A2/AD dengan sedikit atau tanpa dampak pada kapasitas muatan," menurut siaran pers Departemen Pertahanan AS.
A2/AD adalah kependekan dari "Anti-Access/Area Denial," yang berarti senjata atau strategi untuk mencegah lawan untuk menguasai atau melewati suatu wilayah di darat, laut dan udara, dalam hal ini adalah penggunaan rudal darat-ke-udara yang canggih yang membuat operasi penerbangan menjadi berbahaya.
MDSM hanyalah salah satu cara Angkatan Udara AS mengambil inisiatif dan menangani ancaman rudal secara langsung. Pada saat yang sama dengan rudal uji MSDM nanti dikirimkan, Angkatan Udara AS juga akan menguji program Self-Protect High Energy Laser Demonstrator, atau SHiELD. Seperti halnya MSDM, SHiELD dimaksudkan untuk menembak jatuh rudal musuh yang datang mengancam pesawat.
Pengembangan Angkatan Udara AS baru lainnya adalah laser untuk menghasilkan lapisan udara plasma untuk menipu inframerah dan sensor lainnya.
Pesawat tempur penyerang juga kemungkinan akan disertai dengan meningkatnya jumlah drone yang diluncurkan dari udara dan amunisi pintar yang akan terbang di depan pesawat penyerang untuk mengatasi rudal permukaan-ke-udara. Upaya ke arah ini termasuk pengembangan drone GREMLIN yang dikembangkan oleh DARPA dan program CLEAVER dan Golden Horde Angkatan Udara AS, yang melibatkan gerombolan drone (swarm drone) yang dapat dikorbankan, yang mampu mencari dan menghancurkan sasaran darat.
Dalam skema baru ini, MSDM akan menjadi garis pertahanan terakhir untuk melindungi pesawat tempur ketika segala upaya gagal dan rudal darat-ke-udara musuh masih terbang menuju jalur intersepsinya.(Angga Saja-TSM)
Sumber : airrecognition.com