radarmiliter.com - Pada 7 Juli, Wakil Menteri Pertahanan Jepang Tomohiro Yamamoto mengunjungi Pusat Penelitian Teknologi Penerbangan dan Roket Pasukan Bela Diri Jepang, yang terletak di pinggiran kota Tokyo. Pejabat itu dijelaskan mengenai kemajuan dalam implementasi program pertahanan Jepang, khususnya dengan litbang untuk pesawat tempur generasi baru yang dikembangkan didalam negeri dan sistem senjatanya.
Wakil Menteri Pertahanan Jepang memposting gambar-gambar kunjungan itu ke akun Twitter-nya, termasuk sebuah gambar yang menunjukkan apa yang nampak seperti rudal jelajah hipersonik.
![]() |
Rudal Anti-Kapal Hipersonik Jepang |
Menurut narasumber setempat, ini adalah rudal anti-kapal hipersonik baru yang dikembangkan oleh Badan Akuisisi, Teknologi dan Logistik Jepang (Acquisition, Technology and Logistics Agency - ATLA).
Pekerjaan pengembangan rudal baru ini dimulai pada 2019 dan akan selesai pada 2030-an. ATLA Jepang saat ini sedang dalam tahap pengembangan mesin scramjet bersama dengan perusahaan lokal Mitsubishi Heavy Industries yang memenangkan kontrak untuk penelitian mesin prototipe. Rudal hipersonik tersebut mampu menyerang kapal atau sasaran darat.
Rudal baru, yang disebut-sebut sebagai "game-changer" oleh agen Kementerian Pertahanan Jepang, rencananya akan ditenagai oleh mesin Dual-Mode Scramjet (DMSJ), sebuah kombinasi dari mesin ramjet dan scramjet (supersonic combustion ramjet) engine, untuk terbang dengan berbagai kecepatan, termasuk kecepatan hipersonik dari Mach 5 atau lebih tinggi.
Menurut ATLA, rudal hipersonik tersebut dapat terbang jelajah di ketinggian tinggi dengan kecepatan hipersonik saat bermanuver, sehingga sulit bagi sistem pertahanan udara musuh untuk mencegatnya.
Menurut dokumen yang dikeluarkan oleh ATLA, sistem pemandu gabungan navigasi satelit dan inersial akan digunakan untuk memandu rudal hipersonik tersebut. Selain itu, seeker radio dan gambar gelombang cahaya akan digunakan untuk mengidentifikasi target, dan rudal ini akan mampu beroperasi di semua cuaca.
Rudal itu direncanakan mampu membawa hulu ledak penembus (penetrating warhead) untuk menghancurkan flight deck dari kapal induk musuh dan hulu ledak Explosively Formed Penetrator (EFP) high density untuk menghancurkan musuh di daratan.(Angga Saja-TSM)
Sumber : defence-blog.com