radarmiliter.com - Wahana Tanpa Awak Permukaan Laut (USV) baru, yang diberi nama Maritime Security Unmanned Surface Vessels (MARSEC USV) akan segera berpatroli di perairan Singapura untuk berjaga-jaga dari ancaman dan gangguan teror. Angkatan Laut Republik Singapura (RSN) telah memulai sea trial empat USV MARSEC. Pengembangan Maritime Security USV merupakan bagian dari rencana Angkatan Bersenjata Singapura untuk memanfaatkan teknologi guna meningkatkan operasinya, mengoptimalkan pelatihan, dan mengatasi kendala tenaga kerja. Tim Maritime Security USV yang terdiri dari operator dan dukungan teknik - sebagian besar akan dilaksanakan oleh National Servicemen (NSF and NSmen), dengan tim kecil tentara reguler.
Wahana dapat dioperasikan dari jarak yang jauh dari pantai hanya dengan dua orang awak. Seorang operator dapat merencanakan jalur dan misi patroli menggunakan Unmanned Systems Mission Control, dan USV yang dapat mengemudi sendiri tersebut kemudian mengambil alih. Operator lainnya mengontrol senjata. Wahana sepanjang 16.9m tersebut dilengkapi dengan remote weapon system dengan laser dazzler serta perangkat akustik jarak jauh, di antara peralatan lainnya. Operator dapat melacak, memperingatkan, dan menyelidiki kapal yang mencurigakan di laut dari jarak jauh.
USV dilengkapi dengan sistem penghindar tabrakan Collision Detection and Collision Avoidance (CDCA) yang memungkinkan wahana mengemudi dan menavigasi secara otonom melalui Selat Singapura yang sibuk di mana lebih dari 1.000 kapal melintas setiap harinya. Sistem CDCA onboard, menghitung manuver untuk menghindari kemungkinan tabrakan ketika sensor mendeteksi halangan atau kapal yang mendekat. Untuk merancang algoritmanya, para insinyur Singapura menganalisis pola lalu lintas laut Selat Singapura selama bertahun-tahun.
Dengan durasi lebih dari 36 jam dan kecepatan lebih dari 25 knot (sekitar 46km/jam), Maritime Security USV akan beroperasi bersama kapal berawak seperti Littoral Mission Vessel (LMV) AL Singapura dan kapal patroli Polisi Penjaga Pantai. Misalnya, jika sebuah kapal telah dibajak, Maritime Security USV kemungkinan akan menjadi first responder, yang memberikan update real time ke markas sebelum kapal berawak tiba ke lokasi kejadian. Kapal berawak juga dapat mengarahkan USV melalui operatornya untuk misi tersebut. Berkat desain USV yang user-centric dan interface yang intuitif, menyebabkan waktu pembelajaran yang lebih singkat bagi operator.(Angga Saja-TSM)
Sumber : militaryleak.com