Bawa 30 Rafale, Kapal Induk Nuklir Perancis Singgah di Abu Dhabi
radarmiliter.com - Kapal induk bertenaga nuklir milik Perancis; Charles de Gaulle, mampir di Abu Dhabi pada hari Kamis sebagai bagian dari penyebaran untuk menunjukkan kebebasan navigasi di perairan kawasan itu. Kapal ini membawa 30 jet tempur Rafale dan pesawat lainnya.
Kapal utama Angkatan Laut Prancis itu berlabuh di pelabuhan Mina Zayed dengan dikawal tiga kapal perang negara-negara NATO serta kapal selam dan kapal pengisian bahan bakar.
Kedatangannya di ibu kota Uni Emirat Arab (UEA) merupakan bagian dari penyebaran selama empat bulan melalui Mediterania Timur, Laut Merah, Samudra Hindia, dan Teluk Arab yang disebut "Clemenceau 21", yang mencakup operasi dengan koalisi melawan ISIS.
Tiga kapal perang NATO yang mengawal kapal induk Prancis itu adalah fregat dari Yunani dan Belgia serta kapal perusak Angkatan Laut Amerika Serikat; USS Porter.
"Misi utama penyebaran Clemenceau 21 adalah perang melawan terorisme, melawan Daesh," kata Laksamana Muda Marc Aussedat yang menggunakan akronim Arab untuk nama lain dari ISIS.
"Kami juga ditempatkan di wilayah strategis di mana kepentingan Prancis, kepentingan Eropa, kepentingan sekutu dipertaruhkan dan ini adalah alat untuk menyebarkan stabilitas dan mengingatkan semua orang akan pentingnya kebebasan navigasi, dan kebebasan bertindak dari laut," ujarnya, seperti dikutip Arab News, Jumat (26/3/2021).
Iran dan proksinya telah dituduh melakukan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal pengiriman di beberapa rute maritim tersibuk di dunia di sekitar Semenanjung Arab.
Kapal induk Charles de Gaulle, yang membawa 30 jet tempur Rafale Marine dan dua pesawat peringatan dini dan kontrol E-2C Hawkeye, akan tetap berada di Abu Dhabi hingga Rabu depan.
Sejak meninggalkan pangkalannya di Toulon bulan lalu, kapal induk itu telah mengambil bagian dalam sejumlah latihan termasuk latihan bersama dengan AS, Jepang dan Yunani di Laut Arab minggu ini.
Bulan depan, kapal induk itu akan mengambil bagian dalam latihan dengan India dan UEA sebelum kembali ke Mediterania Timur untuk melanjutkan pekerjaannya dengan koalisi anti-ISIS.
Guillaume Pinget, komandan Charles de Gaulle, mengatakan pemberhentian di Abu Dhabi memungkinkan kru untuk beristirahat dan berhubungan kembali dengan keluarga dan teman setelah 40 hari di laut.
"Singgah di Abu Dhabi merupakan kesempatan untuk melakukan operasi logistik dan melakukan pekerjaan perawatan di kapal," ucapnya.(Muhaimin)
Sumber : sindonews.com